Rabu, 02 Februari 2011

Gontor Khawatir Alumninya Sulit Cari Makanan di Kairo

Share on Facebook Share on Twitter  Print Berita Ini   +  Gontor Khawatir Alumninya Sulit Cari Makanan di Kairo
IKPM Gontor
Pesantren Gontor di Ponorogo Jawa Timur


PONOROGO - Pembantu Rektor Institut Studi Islam (ISID) Pondok Modern (PM) Darussalam Gontor, Ponorogo, DR Amal Fathullah Zarkasy MA, mengungkapkan keresahannya terkait dengan kondisi alumni PM Gontor yang berada di Kairo, Mesir.

Jika kondisi demonstrasi massa yang sedang berlangsung di Mesir tak kunjung mereda, Ustadz Amal mengkhawatirkan persediaan logistik terutama makanan menjadi langka.

"Sampai kapan kondisi tidak stabil di sana berlaku?jika kondisinya terus seperti ini kami khawatir alumni kami yang berada di sana kesulitan mencari makanan. Mungkin saat ini masih bisa diatasi, tapi itu tidak akan bertahan lama," kata Ustadz Amal.

Dengan kondisi kota Kairo yang sedang tegang, tentunya sangat sulit bagi para WNI yang masih berada di sana mendapatkan logistik.

Dari 4.297 pelajar dan mahasiswa yang menimba ilmu di Mesir, lebih dari 600 orang adalah alumni Pondok Modern Gontor.

Ustadz Amal berharap kondisi Mesir bisa kembali stabil secepatnya untuk menghindari musibah yang bisa saja menimpa siapapun, termasuk WNI yang masih berada di Mesir. Satu-satunya cara untuk membuat kondisi stabil adalah dengan memenuhi tuntutan para demonstran.

"Mesir bisa kembali stabil kalau Hosni Mubarok turun dari jabatannya. Saya kira hanya itu solusinya, kami tahu betul bagaimana karakter orang Mesir, mereka kalau sudah marah tidak akan berhenti sampai keinginannya terpenuhi," kata Ustadz Amal.

Lebih lanjut Ustadz Amal menjelaskan apa yang terjadi di Mesir saat ini adalah akumulasi dari sekian banyak kekecewaan rakyat Mesir terhadap Hosni Mubarok

"Pemerintahan Hosni Mubarok bisa dikatakan lebih parah dari pemerintahan di era Suharto dulu, maka wajar jika rakyat Mesir sekarang sangat marah," kata Ustadz Amal. (MUH NURCHOLIS)

Free Sex Ponorogo Merajalela

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:05:59 WIB

KabarIndonesia - PONOROGO, Kondisi moralitas remaja sangat memprihatinkan terjadi di Bumi Reyog Ponorogo,  Jawa Timur akhir-akhir ini. Hal tersebut disampaikan Kepala Pemberdayaan, Perlindungan, Perempuan dan Anak (KP3A) Ponorogo Endang Retno Wulandari saat mendamping Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih dalam acara 'Tilik Sekolah' ke SMA Negeri Slahung, Selasa (1/2) pagi ini.

"Memang dari beberapa kali razia yang dilakukan Polres Ponorogo ke kafe, warnet maupun hotel ternyata hampir semuanya para remaja usia pelajar SMA," terang Endang Retno Wulandari.

Selain itu data dari Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Ponorogo kebanyakan pernikahan dini dilakukan oleh remaja usia sekolah tersebut. "Lima puluh persen lebih data dari Pengadilan Agama Ponorogo menunjukkan pernikahan dini diakibatkan karena 'kecelakaan' atau hamil di luar nikah," tegasnya.

Dia berharap kepada semua pihak termasuk para orang tua, sekolah, masyarakat memperhatikan pendidikan anak. "Dengan bergandengan tangan semua pihak, moralitas remaja bisa diarahkan kepada jalan yang lebih baik," terangnya.

Hal tersebut menurut Retno disebabkan maraknya internet dan tidak siapnya remaja menerima budaya asing tersebut. "Yang jelas moral remaja kita lemah," bebernya.

Sementara itu Wabup Yuni Widyaningsih juga mengaku prihatin adanya kemerosotan moral remaja di Ponorogo. "Oleh karena itu kita terus mengagendakan 'tilik sekolah' ke SMP dan SMA yang ada di seluruh Ponorogo untuk mengajak bicara yang baik para pelajar," ujar Yuni Widyaningsih kepada Pewarta HOKI. (*)

Korupsi Ponorogo Parah, Penegak Hukum Mandul

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:06:35 WIB

KabarIndonesia - PONOROGO, Lemahnya penegakkan hukum di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mendapat sorotan tajam dari Wahidin Ronowijoyo selaku Direktur Ponorogo Strategic Development (PSD). Dia mengungkapkan aparat penegak hukum di Bumi Reyog mengalami 'Kemandulan' dalam mengusut beberapa kasus korupsi.

Dia mencontohkan, lambannya penanganan kasus korupsi sapi kereman, korupsi DAK Dinas Pendiidikan Nasional Ponorogo, kasus korupsi yang menyeret mantan anggota  DPRD Ponorogo 1999-2004 maupun kasus korupsi yang melibatkan beberapa kepala desa.

"Kita sangat menyanyangkan lambannya penegak hukum di Ponorogo menegakkan kebenaran dan keadilan," ujar Wahidin Ronowijoyo.

Menurutnya, kasus korupsi seharusnya mendapat prioritas dalam penegakan hukum. "Jangan terkesan mandul," tambahnya. Selain itu ditengarai mandulnya penegakan hukum di Ponorogo tidak terlepas adanya pat gulipat diantara penegak hukum dengan para pelaku korupsi.

"Bukan saatnya rakyat disuguhi permainan kotor para penegak hukum yang bisa menciderai rasa keadilan. Ingat keadilan adalah milik rakyat semua bukan milik para koruptor," tegasnya.

Dia menerangkan bahwa apa yang terjadi di Ponorogo ini patut menjadi perhatian serius petinggi negara. "Mari kita buktikan keadilan untuk semuanya," tukasnya. (*)

Guru Ponorogo Hajar Murid Hingga Babak Belur

HUKUM


Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:10:18 WIB
KabarIndonesia - PONOROGO, Kembali dunia pendidikan di Ponorogo, Jawa Timur tercoreng. Sebelumnya kasus guru hajar murid terjadi di SDN 4 Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo beberapa waktu lalu, kini kasus serupa juga terulang.

Kali ini kejadian menimpa sejumlah siswa kelas 1 SDN 1 Badegan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oknum gurunya berinisial IN, warga Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.

Sang guru "menghajar" ke-5 muridnya, Senin (31/1) kemarin, karena dianggap loyo saat berlari. Akibatnya, ke-5 anak dihajar itu, Selasa (1/2) tadi pagi, menolak untuk masuk sekolah, sebab dihantui rasa ketakutan. Parahnya lagi, akibat dihajar sang guru, Bagas Imam Arifin mengalami sakit serius hingga tidak bisa bangun dari tempat tidur. Begitu mendengar cerita sang anak, sontak melaporkan kejadian ke Polsek Badegan.

"Kemarin siang, Bagas pulang dalam keadaan seperti sakit, sambil memegangi perut dan mengeluh bagian punggung sakit.  Kemudian sore harinya, kondisi badannya panas dan mengaku pagi sebelumnya dihajar Pak IN pada bagian perut dan punggung," jelas Joni Arifin orangtua Bagas saat melaporkan oknum guru tersebut di Mapolsek Badegan, Selasa (1/2).

Dikatakan, mengetahui kondisi Bagas yang makin lemas, dirinya langsung membawanya ke Puskesmas untuk menjalani pemeriksaan, hasilnya ada infeksi dibagian perut maupun bekas luka dipunggung.

"Saya tidak terima dengan perlakuan kasar seperti  ini.  Makanya saya melapor agar oknum guru itu diproses secara hukum," ujar Joni serius.

Sementara itu, Kapolsek Badegan,  AKP Wiyoto langsung memeriksa guru IN dan Kepala SDN 1 Badegan Ny. Sri Ruminingsih.  Namun usai dimintai keterangan, IN menggelak  jika telah melakukan kekerasan terhadap kelima muridnya  tersebut.

"Saya hanya menepuk bagian perut dan punggung biar anak-anak semangat untuk berlari," jelas IN.

Meski demikian, pihak Polsek Badegan akan meneruskan kasusnya ke Polres Ponorogo. Informasi lain diperoleh Pewarta HOKI beberapa siswa kelas 1 SDN 1 Badegan mengalami nasib serupa, diantaranya yang jadi korban adalah Sari, Yuli dan lainnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Dwikora Meinanda akan segera turun tangan menyelidiki kasus di SDN 1 Badegan tersebut. "Pasti akan memberikan sanksi kepada guru jika terlibat salah dan melanggar hukum," tegas Dwikora kepada Pewarta HOKI. (*)

Gawat, Alumni Gontor ada di Mesir

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:10:27 WIB

KabarIndonesia - Ponorogo, Kabar mengejutkan datang dari Mesir. ternyata banyak WNI yang masih terkepung di Mesir.

Bahkan sedikitnya 500 alumni Pondok Modern Darussalam, Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang menjadi mahasiswa di Mesir belum bisa kembali ke Indonesia.

"Mereka rata-rata kuliah S-1, S-2, dan S-3 di Universitas Al Azhar Kairo," kata Pembantu Rektor Bidang Kerjasama Internasional Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor Amal Fathullah Zarkasyi, Selasa (1/2) tadi.

Amal menambahkan, pihaknya sempat melakukan komunikasi dengan para alumni yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor di Mesir.

"Saat demonstrasi pertama meletus, saya sempat berkomunikasi dan kondisi mereka di sana baik-baik saja. Namun sekarang sudah tidak bisa berkomunikasi lagi karena akses informasi dan telekomunikasi diblokir oleh Pemerintah Mesir," katanya.

Namun menurutnya, kondisi sekitar 500 alumni Gontor itu sampai hari ini baik-baik saja. Mereka kini terpaksa menunggu giliran untuk dipulangkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat.

"Belum tahu kapan bisa dipulangkan karena kapasitas pesawat tidak memungkinkan diangkut sekaligus dan harus beberapa kali rute penerbangan. Penerbangan dari Mesir ke Indonesia sekitar 10 jam," ujar Amal.

Selain faktor keamanan, Amal khawatir pasokan bahan makanan bagi masyarakat pendatang yang tinggal di sana menipis. "Toko-toko di sana memilih tutup untuk menghindari penjarahan," ucapnya.

Amal berharap pemerintah terus memonitor keamanan dan keselamatan serta pasokan bahan makanan bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Negeri Piramid tersebut, terutama di Kairo.

"Untuk diangkut dengan pesawat kan harus menunggu beberapa hari. Mudah-mudahan persediaan bahan makanan mencukupi selama menunggu dipulangkan ke Indonesia," pungkasnya.

Warga Gajah Protes Bupati Ponorogo

Warga Gajah Protes Bupati Ponorogo

 
DAERAH


Oleh : Muh Nurcholis | 02-Feb-2011, 16:37:30 WIB
KabarIndonesia - PONOROGO, Kondisi jalan raya Desa Gajah, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo sepanjang kurang lebih 9 km rusak parah. Kondisi jalan Gajah seluruhnya tidak mulus seperti diharapkan masyarakat.

"Jalan Desa Gajah, mulai masuk desa, sekitar MTs sampai perbatasan Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo rusak parah," kata Wagiran selaku Ketua BPD Gajah Kepada Pewarta HOKI, Rabu (2/2) tadi. Menurutnya ruas badan jalan tersebut rusak berat atau berlubang-lubang besar bercampur lumpur, sehingga mengganggu aktivitas warga.

"Sebagian besar ruas jalan tidak terlihat lagi aspalnya, sehingga menimbulkan debu ketika kendaraan melintas di kawasan itu. Jika hujan turun, genangan air di ruas badan jalan yang rusak," tambahnya.

Dia menambahkan, kerusakan jalan tersebut menimbulkan debu saat musim kemarau karena sebagian ruas badan jalan tidak ada aspalnya. "Kalau musim penghujan tidak bias dilewati karena jalan tertutup lumpur dan genangan air," bebernya.

Bahkan, ia juga menceritakan sering terjadinya kecelakaan lalu lintas pada jalan tersebut. "Tidak sedikit pula truk atau mobil yang terjebak karena jalan berlumpur pada titik tertentu," jlentrehnya.

Sejumlah warga berharap kepada Pemkab Ponorogo agar memperbaiki atau membangun kembali jalan tersebut. "Tolong Pemkan Ponorogo buka mata atas keluhan warga Desa Gajah, perlu diingat masyarakat Desa Gajah merupakan bagian dari Kabupaten Ponorogo," sindir Wuryanto, warga yang lain.

Selain itu mereka juga mendesak Bupati Ponorogo, Amin untuk bersikap adil. "Kita adalah bagian dari masyarakat Ponorogo tapi kita selalu dipinggirkan," ungkapnya. (***/muh nurcholis)

Selasa, 01 Februari 2011

Pisang Bertandan Delapan

Oleh : Muh Nurcholis | 31-Jan-2011, 16:16:34 WIB

PONOROGO - Keberadaan pohon pisang jenis Ambon bertandan delapan di belakang  rumah Miswanto (35), di Dukuh Sidomulyo, Desa Cekok, Kecamatan Babadan, Ponorogo menghebohkan warga Setdelapan. Pisang bertandan delapan itu pertama sekali diketahui oleh pemiliknya, Senin (31/1) pagi.

Tak ayal, penemuan pohon pisang bertandan delapan itu pun langsung mengundang heboh. Pasalnya pohon pisang jenis ambon itu dinilai aneh, karena baru kali pertama ada pisang bertandan delapan di Ponorogo.

"Kita tidak mengira pohon pisang ini bias bertandan delapan. Karena sebelumnya kita hanya melihat ada dua tandan saja. Tapi selama seminggu menjadi delapan dan tiap malam tambah satu tandan," ungkap Miswanto.

Penemuan itupun kemudian berkembang ke warga lain yang kemudian mengundang perhatian banyak orang. Warga yang menyaksikan keanehan tersebut mengaku baru pertama kali melihat batang pisang bertandan delapan di Bumi Reyog.

"Tiada yang mustahil dari Allah, semua bisa terjadi dan tinggal kita mau menyikapinya bagaimana," timpal Hendras, warga Kelurahan Setono yang ikut menyaksikan panorama alam itu.
Keberadaan pohon pisang tersebut kini dibiarkan oleh pemiliknya sambil menunggu buah pisang membesar dengan harapan dapat menikmati buah pisang yang dinilai aneh itu.(MUH NURCHOLIS)

Ponorogo Dikepung Ratusan Tower Bodong, Masyarakat Gerah

Oleh : Muh Nurcholis | 25-Jan-2011, 22:58:10 WIB

Ponorogo -  Ratusan tower provider yang mengepung Kabupaten Ponorogo bikin gerah masyarakat setempat. Pasalnya, tower-tower provider itu banyak yang tak berizin.

Di Kabupaten Ponorogo dari 300 tower, 250 di antaranya tak mengantongi izin alias bodong. Kenyataan tersebut membuat gerah masyarakat.

Terbukti, Selasa (25/1)  ratusan warga kelurahan Purbosuman, Kecamatan Kota Ponorogo mendatangi balai kelurahan setempat guna meminta penjelasan terkait berdirinya tower di sekitar Pondok Pesantren  Nahrul Ulum.

"Kalau tower untuk provider telekomonikasi kita sangat tidak setuju alias menolak kalau untuk menara masjid kita setuju," ungkap Suhadi, warga setempat. Dia menambahkan tower tersebut tidak ada ijin dengan warga sekitar. "Jadi kita tolak," tegasnya. Atas berdirinya towe illegal tersebut, warga berdialog dengan Muspika Kota dan pihak terkait. "Kita minta proyek tower tersebut dihentikan karena perijinannya tidak jelas," ujar Suko Kartono selaku camat Kota.

Dia menambahkan warga diharap bersabar dulu sambil menunggu kejelasan dari pihak terkait. Secara terpisah Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) mengakui hal tersebut.

"Selain itu 250 an tower tak berizin dan harus segera kita tertibkan," ungkap Priyono Budi Setiawan, Kepala KPPT  Pemkab Ponorogo.

Data yang telah didapatnya ini akan diserahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk dicros chek dengan perencanaan tata ruang kota. Setelah kajian itu, pihaknya akan bersikap tegas.

"Entah itu disegel atau dirobohkan," katanya. Tindakan tegas ini, diperlukan. Sebab, tower bodong biasanya tidak terawat. Pasalnya, jika jaringannya bocor, sinyal yang dikeluarkan bisa merusak peralatan elektronik warga di sekitarnya.

"Bahkan, jika penangkal petir di tower itu tak berfungsi, bisa menyebabkan warga di sekitarnya tersengat aliran listrik," ujaranya. Pihaknya akanmenertibkan setelah dikeluarkan Perda Bangunan Tower Bersama (BTS) yang kini digodok di DPRD Kabupaten Ponorogo.

Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Ponorogo Mursid Hidayat mengakui pihaknya sedang membahas perda tersebut. "Kita tak mau dicap hutan baja, dengan maraknya menara-menara cellular. Karena itu kita siapkan perangkat hukum untuk penataan dan pembatasan pendirian tower provider," katanya seraya menyebutkan dalam pembahasan Perda BTS ini akan melibatkan ahli telematika, akademisi dan pengusaha provider.(MUH NURCHOLIS)

Disapu Banjir, Dua Jembatan Ponorogo Putus

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 01:17:43 WIB

 PONOROGO - Akibat hujan deras selama beberapa jam, dua jembatan putus diterjang banjir luapan air Sungai Padas. Putusnya dua jembatan di Desa Padas, Kecamatan Bungkal  itu mengakibatkan dua desa di kawasan tersebut terisolir sejak Jum'at Malam (28/1) lalu.  

"Kita tidak bisa menyeberang ke Desa sebelah. Memang ada jalan lain, tapi harus memutar jauh melalui arah Perempatan Bancar atau Perempatan Bungkal," tutur Senen, salah seorang warga Desa Bancar saat dihubungi Pewarta Hoki, Senin (31/1).

Bangunan jembatan sepanjang 20 meter itu akhirnya roboh ketika arus kuat Sungai Padas menerjangnya. Arus sungai tersebut meluap karena derasnya hujan dan banjir kiriman dari hulu di kawasan Kecamatan Bungkal bagian selatan.

Selain itu, banyaknya galian pasir oleh para pengusaha pasir di sepanjang pinggiran Sungai Padas tersebut juga mengakibatkan jembatan tidak kuat lagi. Akibatnya, tidak hanya jembatan saja yang roboh, tetapi ratusan lahan pertanian padi juga ikut terendam banjir.

"Kita berharap ada perhatian dari Pemkab Ponorogo. Karena daerah ini sudah sangat rawan. Selain itu, jembatan ini juga harus segera diperbaiki karena kami terlalu jauh kalau harus memutar," tambahnya.

Secara terpisah Camat Bungkal, Toni Soemarsono membenarkan kejadian putusnya dua jembatan di Desa Padas tersebut.

"Saat ini masyarakat dibantu anggota TNI dari Koramil Bungkal melakukan gotong royong membersihkan sampah di sekitar jembatan agar arus air lancar," terang Toni Soemarsono.

Dia menambahkan masyarakat harus selalu waspada terhadap cuaca yang tidak bersahabat saat ini.

"Kita semua harus mawas diri dan mencari solusi untuk penanganan jangka pendek dan jangka panjangnya," imbuhnya.

Hingga Selasa (1/2) kemarin, ratusan warga dua desa, Padas dan Bancar dibantu anggota TNI Koramil 0802/11 Bungkal melakukan kerja bakti gotong-royong membersihkan bekas jebolnya dua jembatan tersebut.

"Anggota TNI dari Koramil 0802/11 Bungkal terus membantu beberapa lokasi bencana alam di Kecamatan Bungkal, seperti di Desa Bancar dan Desa Bedikulon," pungkas Lettu Inf. Harto selaku Danramil 0802/11 Bungkal. (MUH NURCHOLIS)

Banjir Merendam Delapan Desa di Ponorogo




Banjir Merendam Delapan Desa di Ponorogo
 
PONOROGO - Banjir besar melanda Ponorogo, Jawa Timur, akibat hujan yang turun terus menerus. Hingga Sabtu (29/1), ketinggian air masih sekitar 50 sentimeter.

Dari pengamatan SCTV, banjir mengguyur delapan desa. Bukan hanya rumah, beberapa bangunan seperti sekolah, perkantoran, dan sawah petani juga terendam. Ini membuat petani terancam gagal panen.

Sejumlah sekolah terpaksa meniadakan aktivitas belajar-mengajar. Ada juga sekolah yang terpaksa memulangkan para siswa karena tempat belajarnya terendam air.

Menurut warga, banjir ini adalah yang terburuk. Mereka khawatir banjir akan lama surut, mengingat hujan masih terus turun.(MUH NURCHOLIS)

Banjir Rendam Sekolah di Ponorogo


Headline

PONOROGO - Hujan deras yang mengguyur wilayah Ponorogo bagian Selatan, mengakibatkan sejumlah desa terendam. Salah satunya Desa Karangan kecamatan Balong, Ponorogo.

Luapan air sungai juga merendam puluhan hektare tanaman padi yang siap panen, juga puluhan rumah, dan beberapa sekolah.

Salah satunya yang terjadi di SMAN 1 Balong, terendam air hingga lima centimeter. Akibatnya, pihak sekolah terpaksa memulangkan lebih awal ratusan siswanya karena kondisi itu.

Seperti yang diungkapkan Suprapto, Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, para siswa diliburkan hingga air surut karena genangan air telah memenuhi beberapa ruang disekolah. Bahkan jalan menuju sekolah terebut juga terendam air hingga ketinggian lutut pria dewasa.

"Pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan para siswa, padahal hari Senin mendatang akan diadakan ujian mid semester. La kalau hari Senin masih terendam ya terpaksa kita tunda hingga air surut," jelasnya Sabtu (29/01/2011).

Terpisah, menurut Dian salah satu siswa kelas XI meresahkan kondisi sekolahan miliknya yang terendam banjir itu. Pasalnya dia sedikit terganggu karena air masuk kedalam ruangan dan siswa terpaksa dipulangkan. Apalgi kondisi seperti ini setidaknya sudah empat kali dalam satu bulan terakhir.

"Saya kesekolah untuk menimba ilmu, la kalau seperti ini bagaimana caranya. Guru kerepotan memindahkan arsip sekolah. Siswa juga tidak ada pelajaran dan dipulangkan lebih awal. Apalagi Senin mendatang sekolah mengadakan ujian mid smester," keluhnya.

Sementara Sudarmaji, salah satu warga yang rumahnya terendam air mengeluhkan dengan kondisi seperti ini. Dia berharap pemerintah untuk segera mengambil langkah untuk melakukan pengerukan sungai Balong yang selama ini ditengarai menjadi penyebab banjir di desanya itu. "Sungainya sekarang sudah dangkal, tapi pemerintah hanya diam saja, kalau sudah banjir seperti ini siapa yang terimbas dampaknya," katanya.

Dari data yang diperoleh di Kecamatan Balong, banjir kali ini menerjang empat desa. Yakni desa Balong, Karangan, Ngampel serta desa Bajang. ''Untuk pemecahannya diperlukan berbagai upaya, seperti memperlebar sungai. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarang,'' harap Camat Balong, Joko Waskito. (MUH NURCHOLIS)