Rabu, 02 Februari 2011

Gontor Khawatir Alumninya Sulit Cari Makanan di Kairo

Share on Facebook Share on Twitter  Print Berita Ini   +  Gontor Khawatir Alumninya Sulit Cari Makanan di Kairo
IKPM Gontor
Pesantren Gontor di Ponorogo Jawa Timur


PONOROGO - Pembantu Rektor Institut Studi Islam (ISID) Pondok Modern (PM) Darussalam Gontor, Ponorogo, DR Amal Fathullah Zarkasy MA, mengungkapkan keresahannya terkait dengan kondisi alumni PM Gontor yang berada di Kairo, Mesir.

Jika kondisi demonstrasi massa yang sedang berlangsung di Mesir tak kunjung mereda, Ustadz Amal mengkhawatirkan persediaan logistik terutama makanan menjadi langka.

"Sampai kapan kondisi tidak stabil di sana berlaku?jika kondisinya terus seperti ini kami khawatir alumni kami yang berada di sana kesulitan mencari makanan. Mungkin saat ini masih bisa diatasi, tapi itu tidak akan bertahan lama," kata Ustadz Amal.

Dengan kondisi kota Kairo yang sedang tegang, tentunya sangat sulit bagi para WNI yang masih berada di sana mendapatkan logistik.

Dari 4.297 pelajar dan mahasiswa yang menimba ilmu di Mesir, lebih dari 600 orang adalah alumni Pondok Modern Gontor.

Ustadz Amal berharap kondisi Mesir bisa kembali stabil secepatnya untuk menghindari musibah yang bisa saja menimpa siapapun, termasuk WNI yang masih berada di Mesir. Satu-satunya cara untuk membuat kondisi stabil adalah dengan memenuhi tuntutan para demonstran.

"Mesir bisa kembali stabil kalau Hosni Mubarok turun dari jabatannya. Saya kira hanya itu solusinya, kami tahu betul bagaimana karakter orang Mesir, mereka kalau sudah marah tidak akan berhenti sampai keinginannya terpenuhi," kata Ustadz Amal.

Lebih lanjut Ustadz Amal menjelaskan apa yang terjadi di Mesir saat ini adalah akumulasi dari sekian banyak kekecewaan rakyat Mesir terhadap Hosni Mubarok

"Pemerintahan Hosni Mubarok bisa dikatakan lebih parah dari pemerintahan di era Suharto dulu, maka wajar jika rakyat Mesir sekarang sangat marah," kata Ustadz Amal. (MUH NURCHOLIS)

Free Sex Ponorogo Merajalela

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:05:59 WIB

KabarIndonesia - PONOROGO, Kondisi moralitas remaja sangat memprihatinkan terjadi di Bumi Reyog Ponorogo,  Jawa Timur akhir-akhir ini. Hal tersebut disampaikan Kepala Pemberdayaan, Perlindungan, Perempuan dan Anak (KP3A) Ponorogo Endang Retno Wulandari saat mendamping Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih dalam acara 'Tilik Sekolah' ke SMA Negeri Slahung, Selasa (1/2) pagi ini.

"Memang dari beberapa kali razia yang dilakukan Polres Ponorogo ke kafe, warnet maupun hotel ternyata hampir semuanya para remaja usia pelajar SMA," terang Endang Retno Wulandari.

Selain itu data dari Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Ponorogo kebanyakan pernikahan dini dilakukan oleh remaja usia sekolah tersebut. "Lima puluh persen lebih data dari Pengadilan Agama Ponorogo menunjukkan pernikahan dini diakibatkan karena 'kecelakaan' atau hamil di luar nikah," tegasnya.

Dia berharap kepada semua pihak termasuk para orang tua, sekolah, masyarakat memperhatikan pendidikan anak. "Dengan bergandengan tangan semua pihak, moralitas remaja bisa diarahkan kepada jalan yang lebih baik," terangnya.

Hal tersebut menurut Retno disebabkan maraknya internet dan tidak siapnya remaja menerima budaya asing tersebut. "Yang jelas moral remaja kita lemah," bebernya.

Sementara itu Wabup Yuni Widyaningsih juga mengaku prihatin adanya kemerosotan moral remaja di Ponorogo. "Oleh karena itu kita terus mengagendakan 'tilik sekolah' ke SMP dan SMA yang ada di seluruh Ponorogo untuk mengajak bicara yang baik para pelajar," ujar Yuni Widyaningsih kepada Pewarta HOKI. (*)

Korupsi Ponorogo Parah, Penegak Hukum Mandul

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:06:35 WIB

KabarIndonesia - PONOROGO, Lemahnya penegakkan hukum di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mendapat sorotan tajam dari Wahidin Ronowijoyo selaku Direktur Ponorogo Strategic Development (PSD). Dia mengungkapkan aparat penegak hukum di Bumi Reyog mengalami 'Kemandulan' dalam mengusut beberapa kasus korupsi.

Dia mencontohkan, lambannya penanganan kasus korupsi sapi kereman, korupsi DAK Dinas Pendiidikan Nasional Ponorogo, kasus korupsi yang menyeret mantan anggota  DPRD Ponorogo 1999-2004 maupun kasus korupsi yang melibatkan beberapa kepala desa.

"Kita sangat menyanyangkan lambannya penegak hukum di Ponorogo menegakkan kebenaran dan keadilan," ujar Wahidin Ronowijoyo.

Menurutnya, kasus korupsi seharusnya mendapat prioritas dalam penegakan hukum. "Jangan terkesan mandul," tambahnya. Selain itu ditengarai mandulnya penegakan hukum di Ponorogo tidak terlepas adanya pat gulipat diantara penegak hukum dengan para pelaku korupsi.

"Bukan saatnya rakyat disuguhi permainan kotor para penegak hukum yang bisa menciderai rasa keadilan. Ingat keadilan adalah milik rakyat semua bukan milik para koruptor," tegasnya.

Dia menerangkan bahwa apa yang terjadi di Ponorogo ini patut menjadi perhatian serius petinggi negara. "Mari kita buktikan keadilan untuk semuanya," tukasnya. (*)

Guru Ponorogo Hajar Murid Hingga Babak Belur

HUKUM


Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:10:18 WIB
KabarIndonesia - PONOROGO, Kembali dunia pendidikan di Ponorogo, Jawa Timur tercoreng. Sebelumnya kasus guru hajar murid terjadi di SDN 4 Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo beberapa waktu lalu, kini kasus serupa juga terulang.

Kali ini kejadian menimpa sejumlah siswa kelas 1 SDN 1 Badegan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oknum gurunya berinisial IN, warga Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.

Sang guru "menghajar" ke-5 muridnya, Senin (31/1) kemarin, karena dianggap loyo saat berlari. Akibatnya, ke-5 anak dihajar itu, Selasa (1/2) tadi pagi, menolak untuk masuk sekolah, sebab dihantui rasa ketakutan. Parahnya lagi, akibat dihajar sang guru, Bagas Imam Arifin mengalami sakit serius hingga tidak bisa bangun dari tempat tidur. Begitu mendengar cerita sang anak, sontak melaporkan kejadian ke Polsek Badegan.

"Kemarin siang, Bagas pulang dalam keadaan seperti sakit, sambil memegangi perut dan mengeluh bagian punggung sakit.  Kemudian sore harinya, kondisi badannya panas dan mengaku pagi sebelumnya dihajar Pak IN pada bagian perut dan punggung," jelas Joni Arifin orangtua Bagas saat melaporkan oknum guru tersebut di Mapolsek Badegan, Selasa (1/2).

Dikatakan, mengetahui kondisi Bagas yang makin lemas, dirinya langsung membawanya ke Puskesmas untuk menjalani pemeriksaan, hasilnya ada infeksi dibagian perut maupun bekas luka dipunggung.

"Saya tidak terima dengan perlakuan kasar seperti  ini.  Makanya saya melapor agar oknum guru itu diproses secara hukum," ujar Joni serius.

Sementara itu, Kapolsek Badegan,  AKP Wiyoto langsung memeriksa guru IN dan Kepala SDN 1 Badegan Ny. Sri Ruminingsih.  Namun usai dimintai keterangan, IN menggelak  jika telah melakukan kekerasan terhadap kelima muridnya  tersebut.

"Saya hanya menepuk bagian perut dan punggung biar anak-anak semangat untuk berlari," jelas IN.

Meski demikian, pihak Polsek Badegan akan meneruskan kasusnya ke Polres Ponorogo. Informasi lain diperoleh Pewarta HOKI beberapa siswa kelas 1 SDN 1 Badegan mengalami nasib serupa, diantaranya yang jadi korban adalah Sari, Yuli dan lainnya.

Secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Dwikora Meinanda akan segera turun tangan menyelidiki kasus di SDN 1 Badegan tersebut. "Pasti akan memberikan sanksi kepada guru jika terlibat salah dan melanggar hukum," tegas Dwikora kepada Pewarta HOKI. (*)

Gawat, Alumni Gontor ada di Mesir

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 23:10:27 WIB

KabarIndonesia - Ponorogo, Kabar mengejutkan datang dari Mesir. ternyata banyak WNI yang masih terkepung di Mesir.

Bahkan sedikitnya 500 alumni Pondok Modern Darussalam, Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang menjadi mahasiswa di Mesir belum bisa kembali ke Indonesia.

"Mereka rata-rata kuliah S-1, S-2, dan S-3 di Universitas Al Azhar Kairo," kata Pembantu Rektor Bidang Kerjasama Internasional Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor Amal Fathullah Zarkasyi, Selasa (1/2) tadi.

Amal menambahkan, pihaknya sempat melakukan komunikasi dengan para alumni yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor di Mesir.

"Saat demonstrasi pertama meletus, saya sempat berkomunikasi dan kondisi mereka di sana baik-baik saja. Namun sekarang sudah tidak bisa berkomunikasi lagi karena akses informasi dan telekomunikasi diblokir oleh Pemerintah Mesir," katanya.

Namun menurutnya, kondisi sekitar 500 alumni Gontor itu sampai hari ini baik-baik saja. Mereka kini terpaksa menunggu giliran untuk dipulangkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat.

"Belum tahu kapan bisa dipulangkan karena kapasitas pesawat tidak memungkinkan diangkut sekaligus dan harus beberapa kali rute penerbangan. Penerbangan dari Mesir ke Indonesia sekitar 10 jam," ujar Amal.

Selain faktor keamanan, Amal khawatir pasokan bahan makanan bagi masyarakat pendatang yang tinggal di sana menipis. "Toko-toko di sana memilih tutup untuk menghindari penjarahan," ucapnya.

Amal berharap pemerintah terus memonitor keamanan dan keselamatan serta pasokan bahan makanan bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Negeri Piramid tersebut, terutama di Kairo.

"Untuk diangkut dengan pesawat kan harus menunggu beberapa hari. Mudah-mudahan persediaan bahan makanan mencukupi selama menunggu dipulangkan ke Indonesia," pungkasnya.

Warga Gajah Protes Bupati Ponorogo

Warga Gajah Protes Bupati Ponorogo

 
DAERAH


Oleh : Muh Nurcholis | 02-Feb-2011, 16:37:30 WIB
KabarIndonesia - PONOROGO, Kondisi jalan raya Desa Gajah, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo sepanjang kurang lebih 9 km rusak parah. Kondisi jalan Gajah seluruhnya tidak mulus seperti diharapkan masyarakat.

"Jalan Desa Gajah, mulai masuk desa, sekitar MTs sampai perbatasan Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo rusak parah," kata Wagiran selaku Ketua BPD Gajah Kepada Pewarta HOKI, Rabu (2/2) tadi. Menurutnya ruas badan jalan tersebut rusak berat atau berlubang-lubang besar bercampur lumpur, sehingga mengganggu aktivitas warga.

"Sebagian besar ruas jalan tidak terlihat lagi aspalnya, sehingga menimbulkan debu ketika kendaraan melintas di kawasan itu. Jika hujan turun, genangan air di ruas badan jalan yang rusak," tambahnya.

Dia menambahkan, kerusakan jalan tersebut menimbulkan debu saat musim kemarau karena sebagian ruas badan jalan tidak ada aspalnya. "Kalau musim penghujan tidak bias dilewati karena jalan tertutup lumpur dan genangan air," bebernya.

Bahkan, ia juga menceritakan sering terjadinya kecelakaan lalu lintas pada jalan tersebut. "Tidak sedikit pula truk atau mobil yang terjebak karena jalan berlumpur pada titik tertentu," jlentrehnya.

Sejumlah warga berharap kepada Pemkab Ponorogo agar memperbaiki atau membangun kembali jalan tersebut. "Tolong Pemkan Ponorogo buka mata atas keluhan warga Desa Gajah, perlu diingat masyarakat Desa Gajah merupakan bagian dari Kabupaten Ponorogo," sindir Wuryanto, warga yang lain.

Selain itu mereka juga mendesak Bupati Ponorogo, Amin untuk bersikap adil. "Kita adalah bagian dari masyarakat Ponorogo tapi kita selalu dipinggirkan," ungkapnya. (***/muh nurcholis)

Selasa, 01 Februari 2011

Pisang Bertandan Delapan

Oleh : Muh Nurcholis | 31-Jan-2011, 16:16:34 WIB

PONOROGO - Keberadaan pohon pisang jenis Ambon bertandan delapan di belakang  rumah Miswanto (35), di Dukuh Sidomulyo, Desa Cekok, Kecamatan Babadan, Ponorogo menghebohkan warga Setdelapan. Pisang bertandan delapan itu pertama sekali diketahui oleh pemiliknya, Senin (31/1) pagi.

Tak ayal, penemuan pohon pisang bertandan delapan itu pun langsung mengundang heboh. Pasalnya pohon pisang jenis ambon itu dinilai aneh, karena baru kali pertama ada pisang bertandan delapan di Ponorogo.

"Kita tidak mengira pohon pisang ini bias bertandan delapan. Karena sebelumnya kita hanya melihat ada dua tandan saja. Tapi selama seminggu menjadi delapan dan tiap malam tambah satu tandan," ungkap Miswanto.

Penemuan itupun kemudian berkembang ke warga lain yang kemudian mengundang perhatian banyak orang. Warga yang menyaksikan keanehan tersebut mengaku baru pertama kali melihat batang pisang bertandan delapan di Bumi Reyog.

"Tiada yang mustahil dari Allah, semua bisa terjadi dan tinggal kita mau menyikapinya bagaimana," timpal Hendras, warga Kelurahan Setono yang ikut menyaksikan panorama alam itu.
Keberadaan pohon pisang tersebut kini dibiarkan oleh pemiliknya sambil menunggu buah pisang membesar dengan harapan dapat menikmati buah pisang yang dinilai aneh itu.(MUH NURCHOLIS)

Ponorogo Dikepung Ratusan Tower Bodong, Masyarakat Gerah

Oleh : Muh Nurcholis | 25-Jan-2011, 22:58:10 WIB

Ponorogo -  Ratusan tower provider yang mengepung Kabupaten Ponorogo bikin gerah masyarakat setempat. Pasalnya, tower-tower provider itu banyak yang tak berizin.

Di Kabupaten Ponorogo dari 300 tower, 250 di antaranya tak mengantongi izin alias bodong. Kenyataan tersebut membuat gerah masyarakat.

Terbukti, Selasa (25/1)  ratusan warga kelurahan Purbosuman, Kecamatan Kota Ponorogo mendatangi balai kelurahan setempat guna meminta penjelasan terkait berdirinya tower di sekitar Pondok Pesantren  Nahrul Ulum.

"Kalau tower untuk provider telekomonikasi kita sangat tidak setuju alias menolak kalau untuk menara masjid kita setuju," ungkap Suhadi, warga setempat. Dia menambahkan tower tersebut tidak ada ijin dengan warga sekitar. "Jadi kita tolak," tegasnya. Atas berdirinya towe illegal tersebut, warga berdialog dengan Muspika Kota dan pihak terkait. "Kita minta proyek tower tersebut dihentikan karena perijinannya tidak jelas," ujar Suko Kartono selaku camat Kota.

Dia menambahkan warga diharap bersabar dulu sambil menunggu kejelasan dari pihak terkait. Secara terpisah Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) mengakui hal tersebut.

"Selain itu 250 an tower tak berizin dan harus segera kita tertibkan," ungkap Priyono Budi Setiawan, Kepala KPPT  Pemkab Ponorogo.

Data yang telah didapatnya ini akan diserahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk dicros chek dengan perencanaan tata ruang kota. Setelah kajian itu, pihaknya akan bersikap tegas.

"Entah itu disegel atau dirobohkan," katanya. Tindakan tegas ini, diperlukan. Sebab, tower bodong biasanya tidak terawat. Pasalnya, jika jaringannya bocor, sinyal yang dikeluarkan bisa merusak peralatan elektronik warga di sekitarnya.

"Bahkan, jika penangkal petir di tower itu tak berfungsi, bisa menyebabkan warga di sekitarnya tersengat aliran listrik," ujaranya. Pihaknya akanmenertibkan setelah dikeluarkan Perda Bangunan Tower Bersama (BTS) yang kini digodok di DPRD Kabupaten Ponorogo.

Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Ponorogo Mursid Hidayat mengakui pihaknya sedang membahas perda tersebut. "Kita tak mau dicap hutan baja, dengan maraknya menara-menara cellular. Karena itu kita siapkan perangkat hukum untuk penataan dan pembatasan pendirian tower provider," katanya seraya menyebutkan dalam pembahasan Perda BTS ini akan melibatkan ahli telematika, akademisi dan pengusaha provider.(MUH NURCHOLIS)

Disapu Banjir, Dua Jembatan Ponorogo Putus

Oleh : Muh Nurcholis | 01-Feb-2011, 01:17:43 WIB

 PONOROGO - Akibat hujan deras selama beberapa jam, dua jembatan putus diterjang banjir luapan air Sungai Padas. Putusnya dua jembatan di Desa Padas, Kecamatan Bungkal  itu mengakibatkan dua desa di kawasan tersebut terisolir sejak Jum'at Malam (28/1) lalu.  

"Kita tidak bisa menyeberang ke Desa sebelah. Memang ada jalan lain, tapi harus memutar jauh melalui arah Perempatan Bancar atau Perempatan Bungkal," tutur Senen, salah seorang warga Desa Bancar saat dihubungi Pewarta Hoki, Senin (31/1).

Bangunan jembatan sepanjang 20 meter itu akhirnya roboh ketika arus kuat Sungai Padas menerjangnya. Arus sungai tersebut meluap karena derasnya hujan dan banjir kiriman dari hulu di kawasan Kecamatan Bungkal bagian selatan.

Selain itu, banyaknya galian pasir oleh para pengusaha pasir di sepanjang pinggiran Sungai Padas tersebut juga mengakibatkan jembatan tidak kuat lagi. Akibatnya, tidak hanya jembatan saja yang roboh, tetapi ratusan lahan pertanian padi juga ikut terendam banjir.

"Kita berharap ada perhatian dari Pemkab Ponorogo. Karena daerah ini sudah sangat rawan. Selain itu, jembatan ini juga harus segera diperbaiki karena kami terlalu jauh kalau harus memutar," tambahnya.

Secara terpisah Camat Bungkal, Toni Soemarsono membenarkan kejadian putusnya dua jembatan di Desa Padas tersebut.

"Saat ini masyarakat dibantu anggota TNI dari Koramil Bungkal melakukan gotong royong membersihkan sampah di sekitar jembatan agar arus air lancar," terang Toni Soemarsono.

Dia menambahkan masyarakat harus selalu waspada terhadap cuaca yang tidak bersahabat saat ini.

"Kita semua harus mawas diri dan mencari solusi untuk penanganan jangka pendek dan jangka panjangnya," imbuhnya.

Hingga Selasa (1/2) kemarin, ratusan warga dua desa, Padas dan Bancar dibantu anggota TNI Koramil 0802/11 Bungkal melakukan kerja bakti gotong-royong membersihkan bekas jebolnya dua jembatan tersebut.

"Anggota TNI dari Koramil 0802/11 Bungkal terus membantu beberapa lokasi bencana alam di Kecamatan Bungkal, seperti di Desa Bancar dan Desa Bedikulon," pungkas Lettu Inf. Harto selaku Danramil 0802/11 Bungkal. (MUH NURCHOLIS)

Banjir Merendam Delapan Desa di Ponorogo




Banjir Merendam Delapan Desa di Ponorogo
 
PONOROGO - Banjir besar melanda Ponorogo, Jawa Timur, akibat hujan yang turun terus menerus. Hingga Sabtu (29/1), ketinggian air masih sekitar 50 sentimeter.

Dari pengamatan SCTV, banjir mengguyur delapan desa. Bukan hanya rumah, beberapa bangunan seperti sekolah, perkantoran, dan sawah petani juga terendam. Ini membuat petani terancam gagal panen.

Sejumlah sekolah terpaksa meniadakan aktivitas belajar-mengajar. Ada juga sekolah yang terpaksa memulangkan para siswa karena tempat belajarnya terendam air.

Menurut warga, banjir ini adalah yang terburuk. Mereka khawatir banjir akan lama surut, mengingat hujan masih terus turun.(MUH NURCHOLIS)

Banjir Rendam Sekolah di Ponorogo


Headline

PONOROGO - Hujan deras yang mengguyur wilayah Ponorogo bagian Selatan, mengakibatkan sejumlah desa terendam. Salah satunya Desa Karangan kecamatan Balong, Ponorogo.

Luapan air sungai juga merendam puluhan hektare tanaman padi yang siap panen, juga puluhan rumah, dan beberapa sekolah.

Salah satunya yang terjadi di SMAN 1 Balong, terendam air hingga lima centimeter. Akibatnya, pihak sekolah terpaksa memulangkan lebih awal ratusan siswanya karena kondisi itu.

Seperti yang diungkapkan Suprapto, Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, para siswa diliburkan hingga air surut karena genangan air telah memenuhi beberapa ruang disekolah. Bahkan jalan menuju sekolah terebut juga terendam air hingga ketinggian lutut pria dewasa.

"Pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan para siswa, padahal hari Senin mendatang akan diadakan ujian mid semester. La kalau hari Senin masih terendam ya terpaksa kita tunda hingga air surut," jelasnya Sabtu (29/01/2011).

Terpisah, menurut Dian salah satu siswa kelas XI meresahkan kondisi sekolahan miliknya yang terendam banjir itu. Pasalnya dia sedikit terganggu karena air masuk kedalam ruangan dan siswa terpaksa dipulangkan. Apalgi kondisi seperti ini setidaknya sudah empat kali dalam satu bulan terakhir.

"Saya kesekolah untuk menimba ilmu, la kalau seperti ini bagaimana caranya. Guru kerepotan memindahkan arsip sekolah. Siswa juga tidak ada pelajaran dan dipulangkan lebih awal. Apalagi Senin mendatang sekolah mengadakan ujian mid smester," keluhnya.

Sementara Sudarmaji, salah satu warga yang rumahnya terendam air mengeluhkan dengan kondisi seperti ini. Dia berharap pemerintah untuk segera mengambil langkah untuk melakukan pengerukan sungai Balong yang selama ini ditengarai menjadi penyebab banjir di desanya itu. "Sungainya sekarang sudah dangkal, tapi pemerintah hanya diam saja, kalau sudah banjir seperti ini siapa yang terimbas dampaknya," katanya.

Dari data yang diperoleh di Kecamatan Balong, banjir kali ini menerjang empat desa. Yakni desa Balong, Karangan, Ngampel serta desa Bajang. ''Untuk pemecahannya diperlukan berbagai upaya, seperti memperlebar sungai. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarang,'' harap Camat Balong, Joko Waskito. (MUH NURCHOLIS)

Kamis, 20 Januari 2011

Orang Ponorogo Raih 'Top Reporter HOKI Bulan Januari 2011'

Top Reporter HOKI Bulan Januari 2011

 
Keterangan Foto:  Muh Nurcholis (berjaket hitam, berdiri di sebelah kanan) bersama Anas Urbaningrum (berkaca mata, berdiri di sebelah kiri))

Oleh : Redaksi-kabarindonesia | 20-Jan-2011, 03:27:06 WIB
KabarIndonesia - Pada bulan Januari 2011, Redaksi KabarIndonesia telah memilih:

Sdr. Muh Nurcholis sebagai:

Top Reporter bulan Januari 2011 untuk kategori artikel berita.

Segenap Dewan Redaksi HOKI mengucapkan selamat dan terima kasih.

Pemilihan dan penobatan sebagai Top Reporter bulanan diselenggarakan pada tanggal 11 atau sesudahnya setiap bulan sesuai dengan tanggal pendirian KabarIndonesia.

Siapakah  Sdr. Muh Nurcholis ini?  Berikut sekilas profil tentang dirinya sesuai dengan apa yang telah dituturkannya kepada Redaksi HOKI. 

Pria kelahiran Ponorogo ini adalah seorang pria lulusan SMEA (SMK) Negeri I Ponorogo tahun 1997.  Sejak tahun 1995, saat masih berstatus sebagai seorang siswa, ia sudah aktif menulis opini dan artikel-artikel lainnya sebagai kontributor beberapa penerbitan pers. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di HU Rakyat Merdeka (Jakarta), HU Berita Kota (Jakarta), HU Sinar Pagi (Jakarta), HU Media Indonesia (Jakarta), HU Suara Karya (Jakarta), HU Karya Darma (Surabaya), HU Bhirawa (Surabaya), Majalah Tilik Desa (Surabaya), Koran Mingguan Ponorogo Pos (Ponorogo), Koran Mingguan Media Ponorogo (Ponorogo) serta Koran Mingguan Media Mataraman (Ponorogo). Bahkan ketika menjadi TKI di Malaysia dan Brunei Darussalam juga sering menulis artikel dan dimuat di beberapa akbhar (istilah Surat Kabar di dua negara tersebut).

Saat ini ia masih aktif mengisi rubrik-rubrik berita di Harian Online KabarIndonesia.  (*)



Kasus Korupsi Ponorogo "Ngendon"


Oleh : Muh Nurcholis | 18-Jan-2011, 17:00:19 WIB

KabarIndonesia - Belasan kasus dugaan korupsi di wilayah Kabupaten Ponorogo masih ngendon di Polres Ponorogo. Kasus korupsi yang mandek tersebut diantaranya penyelewengan APBD tahun 1999-2004, kasus DAK Dinas Pendidikan tahun 2006-2008, bantuan sapi Kereman tahun 2004 serta seragam Linmas 2004.

Kasus korupsi tersebut meski bertahun-tahun dilaporkan ke tim penyidik hingga kini kasus itu tak jelas jeluntrungnya. Akibatnya sejumlah pemerhati kasus korupsi  meragukan kinerja penegakan hukum tersebut.

Ngendon-nya sejumlah kasus itu  salah satunya diungkapkan Sekretaris Konsorsium Kasus Korupsi Ponorogo, Mendung Seto. Dia mengaku kecewa atas penegakan kasus dugaan korupsi di Kabupaten Ponorogo.

"Sebab penyelidikannya  tergolong lamban dan lemah meski bertahun-tahun disidik tim penyidik Polres Ponorogo hingga kini belasan kasus itu tak jelas jeluntrungnya," terang Mendung Seto, Selasa (18/1) tadi.

Meski belasan kasus itu ada yang ditetapkan sebagai tersangka  tetapi  kasus itu tak kunjung dilimpahkan ke Kejari Ponorogo. "Bahkan ada sejumlah tersangka  yang hilang tanpa diproses selanjutnya diantaranya kasus Seragam Linmas senilai Rp 1,8 miliar  dengan tersangka Sujarno yanbg saat Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemkab Ponorogo," imbuhnya.

Meski dua rekannya telah divonis namun hingga kini  tersangka yang satu itu masih bebas  tak terjerat hukum. Sementara  itu Kasus Korupsi APBD  menetapkan tersangka sejumlah anggota DPRD Ponorogo periode 1999-2004.

Sedangkan kasus DAK Dinas Pendidikan hanya menetapkan tersangka dua Kepala Sekolah dan Bendahara.

"Untuk kasus bantuan sapi kereman menetapkan Budi Wiyono Dan Paryono, namun Dwi Agus dan kawan - kawan yang juga tersangka masih bebas," bebernya. 

Sedangkan kasus korupsi seragam linmas menetapkan Sofwan yang juga  pegawai Kesbanglinmas  dan Astin  yang menjadi rekanan.

"Ironisnya Sujarno yang note bene mantan Kesbanglinmas yang juga saat ini menjabat  Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemkab Ponorogo masih bebas berkeliaran," jelasnya. (*)

Anggota DPRD Ponorogo Dibui Satu Tahun

Anggota DPRD Ponorogo Dibui Satu Tahun

 
DAERAH


Oleh : Muh Nurcholis | 18-Jan-2011, 17:01:54 WIB
KabarIndonesia - Sidang lanjutan perkara korupsi Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dengan terdakwa salah satu anggota DPRD Kabupaten Ponorogo dari PKNU, Khoirul Anwar dengan agenda pembacaan putusan vonis Hakim Purwono Edi Santoso berjalan cukup menarik, Selasa (18/1) tadi siang di PN Ponorogo.

Dalam putusannya menyatakan bahwa terdakwa secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan melanggar Pasal 3 UU No.20/2001, perubahan atas UU No.31/1999 tentang tindak pidana korupsi jo pasal 55 (1) KUHP.

Terdakwa penerima P2SEM senilai Rp 100 juta divonis 1 tahun dengan perintah untuk ditahan. Tidak hanya itu, terdakwa juga dikenakan pidana denda Rp 50 juta subsider 1 bulan kurungan.

Dalam tuntutannya, hakim antara lain mengatakan bahwa terdakwa Khoirul Anwar terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi.

Hal itu didasarkan pada saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan dan beberapa alat bukti. Dalam keterangan beberapa saksi membenarkan bahwa terdakwa telah menerima uang dana hibah P2SEM sebesar Rp 100 juta.

Menanggapi putusan vonis tersebut Khoirul Anwar menyatakan pikir-pikir. Hakim memberikan waktu selama 7 hari terhitung sejak putusan dibacakan untuk mengajukan banding atau menerima.

Berbeda dengan Anwar, Penasehat Hukum terdakwa yaitu Muhson Hariyadi menyatakan tidak terima dengan keputusan majelis hakim.

"Seharusnya yang paling bertanggungjawab adalah Ketua LSM Puspem Arif Suhaimi yang saat ini menjadi DPO," jelas Muhson Hariyadi. (*)

Puluhan Stan di Ponorogo Terbengkelai dan Hancur

Oleh : Muh Nurcholis | 20-Jan-2011, 04:01:58 WIB

KabarIndonesia Di pusat kota Ponorogo, Jawa Timur ternyata terdapat puluhan stan terbengkelai. Stan-stan yang terletak di jalan Seokarno Hatta gang III itu sudah bertahun-tahun tak ada yang menyewa.  Kini kondisinya sangat memprihatinkan, selain atapnya yang jebol, kesan kumuh juga menghiasi puluhan stan. Dari sedikitnya 25 stan itu, hanya ada empat yang disewa oleh para pedagang.

Selain jalan yang sangat sempit, stan yang dibangun di atas parit itu, juga sangat minim penerangan. Supomo, salah satu warga saat ditemui Rabu (19/1) mengatakan, stan yang dibangun oleh pemerintah daerah itu sekitar delapan tahun yang lalu, awalnya telah disewa semua oleh para pedagang. Namun, lambat laun, satu-persatu pedagang meninggalkan stan itu.  Para pedagang beralasan bahwa berjualan di tempat itu sangat sepi pembeli.

"Depan stan jalannya hanya sekitar dua meter saja, selain itu juga minim penerangan," terangnya.

Dia juga mengatakan, setelah para pedagang meninggalkan tempat  itu, satu-persatu stan mengalami kerusakan. Yang paling parah kondisi atap yang jebol sehingga saat hujan turun dipastikan akan tergenang air.

Melihat kondisi itu, hingga kini tidak ada perbaikan yang dilakukan. Padahal, para penyewa sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk menyewa stan itu yang mencapai jutaan rupiah pertahun.

"Saat ini hanya ada empat stan yang disewa pedagang, dan kemungkinan bisa berkurang," lanjutnya.

Sulastri, warga yang lain mengatakan, bangunan yang didirikan di atas parit itu sebenarnya berada di pusat kota Ponorogo. Yang mungkin saat dibangun waktu itu, diharapkan menjadi pusat dagang bagi masyarakat. Namun karena jalan masuknya sangat kecil dan tidak terlihat, membuat para pedagang sepi pengunjung.

"Saya berharap agar stan yang telah dibangun diperbaiki dan disewakan dengan harga yang lebih murah," harapnya. (*)

Selasa, 18 Januari 2011

Alokasi Dana Bencana Alam Ponorogo Telan 4 Miliyar


Ponorogo - Sering terjadinya bencana alam di Ponorogo membuat pihak Pemkab Ponorogo harus mengeluarkan dana lebih. Bahkan dalam RAPBD 2011, setidaknya pemerintah daerah menganggarkan Rp 4 miliyar rupiah.

Besarnya nilai itu dibenarkan Wakil Bupati Ponorogo, Yuni Widyaningsih, menurutnya pihak pemkab harus mengucurkan dana lebih untuk tanggap bencana, mengingat kondisi alam di Ponorogo masih kurang bersahabat. Namun uang sebesar itu akan dikeluarkan sesuai dengan dampak yang dialami korban.''Ya yang jelas kita fokus untuk penanggulangan bencana alam. Kalau nilai bantuan tidak bisa kita patok, menunggu laporan dan seberapa parah musibah yang melanda desa itu,'' jelasnya ketika ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Wanita yang kerap disapa mba Ida itu juga menuturkan, uang senilai Rp 4 miliyar itu nantinya juga bisa dialokasikan untuk membangun sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana alam. Namun pihaknya tetap memfokuskan untuk dialokasikan kepada warga yang memang dilanda bencana.

''Kita semua berharap tidak ada lagi bencana, tapi yang jelas uang itu akan lebih difokuskan untuk pengungsi yang tempat tinggalnya terkena musibah. Apalagi Ponorogo memang selama ini menjadi langganan banjir,'' katanya. (MUH NURCHOLIS)

Kali Asin Ponorogo Minta 'Tumbal'



PONOROGO-Naas, nasib yang menimpa Parno (55) warga desa Panjeng kecamatan Jenangan Ponorogo, saat akan mengejar pakaian yang hanyut disungai, justru malah tenggelam hingga tewas kemarin (18/1). Peristiwa itu bermula saat korban mencuci baju bersama anak keduanya ditepi sungai dekat rumahnya. Tiba-tiba, celana anaknya hanyut disungai, spontan, bapak tiga anak itu mengejarnya. Karena, arus sungai cukup deras, pakaian itu hanyut hingga disebuah kedung yang dalam. Melihat hal itu, korban nekat mengambil pakaian itu dan akhirnya ditemukan tak bernyawa.

Miskan, tetangga korban mengatakan, korban sudah terbiasa mencuci ditepi sungai disebelah rumahnya. Saat kejadian itupun, korban mencuci bersama anaknya. Tiba-tiba, Ipul (anak korban) berteriak minta tolong kepada para tetangga. Tetangga yang berada disekitar sungai spontan turun kesungai. “Warga yang mendengar cerita anak korban langsung melakukan pencarian,” terangnya.

Bapak dua anak itu juga mengatakan, puluhan warga yang turun kesungai yang cukup curam itu, akhirnya mendapatkan tubuh korban yang sudah tak bergerak berada disebuah kedung yang cukup dalam. Wargapun segera mengangkat tubuh korban. “Sepertinya sudah meninggal dunia karena tenggelam. Dan korban juga tidak bisa berenang,” lanjutnya.

Semnetara Iptu Sumadi, (PS) Kapolsek Jenangan mengatakan, korban dinyatakan murni meninggal akibat tenggelam disungai karena tidak bisa berenang. Hasil olah TKP dari tim medis, tidak ada atanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. “Tubuh korban sempat terseret arus sungai sekitar 100 meter dari tempat mencuci,” tandasnya.(yd/muh nurcholis)

Petani Ponorogo di Glontor Dana PUAP


PONOROGO - Di tengah tengah Kondisi yang serba tidak menguntugkan bagi para petani Indonesia saat ini, para petani Indonesia perlu bersyukur, pasalnya sejak awal bulan Januari 2011ini , Pemerintah telah menggelontorkan Bantuan dana kurang lebih 1 trilyun  rupiah untuk pengembangan usaha agribisnis bagi petani Indonesia, jumlah tersebut sekitar 10.000 desa yang ada di Indonesia ini akan mendapatkan masing masing 100 juta rupiah, dana Program Usaha Agribisnis Petani diHarapakan bias memeperkuat petani dalam meningkatkan ekonomi petani dan  juga bias mewujudkan swasembada pangan nasional yang telah di canangkan pemerintah saat ini,

Terkait dangan dana PUAP ini, Ibnu multazam anggota DPR.RI komisi IV , yang membidangi pertanian,perkebunan kehutanan dan keluatan ini,mengaku dana PUAP yang di berikan pemerintah ini bukan semata mata dana layaknya BLT, Namum dana ini beruapa dana yang di kususkan untuk kelompok tani,dalam hal untuk pinjaman bagi kelompok tani,dengan bunga yang sangat rendah,dan pengelolaanya diserahkan sepenuhnya kepada kelompok tani yang ada di desa penerima bantuan PUAP tersebut, Pada kesempatan malam kemarin saat bertemu kelompok tani yang berada di desa ketro kecamatan Sawoo  tersebut, Multazam juga berharap dengan adanya PUAP ini, Petani Indonesia Bisa Bangkit dari keterpurukkan dan yang terpenting petani yang ada nanti sudah terbuka pikirannya untuk selalu memanfaatkan lahan pekaranggannya untuk berbagai tanaman produktif untuk peningkatan ekonomi keluarganya,

Dana PUAP sendiri akan di gulirkan terus untuk memenuhi kebutuhan petani dalam pengembangan usaha Agribisnis bagi petani yang ada di Indonesia , dan penggelontoran dana PUAP ini akan dilakukan secara bertahap, sehingga desa yang telah sampai semua desa yang ada di Indonesia ini mendpatkan dana PUAP untuk  pengembangan Agribisnis pertanian yang ada di desa masing masing

Multazam menambahkan pada tahap pertama yang telah dilakukan bantuan dana PUAP ini sejumlah 10.000 desa  yang telah dilaksnakan pada bulan desember 2010 – sampai januari 2011 ini, dan di rencanakan dana PUAP ini  akan di lakukan secara berkesinambungan sampai kelompok tani yang ada didesa desa nantinya benar benar kuat. (MUH NURCHOLIS)

Lesus Hantam Tiga Kecamatan

Oleh : Muh Nurcholis | 18-Jan-2011, 01:51:27 WIB

KabarIndonesia -  Tiga kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu hingga Senin dini hari tadi diterjang angin puyuh, hingga puluhan rumah rusak. Tiga kecamatan itu meliputi Sukerejo, Kauman dan Badegan.

"Angin bertambah kencang dan bergemuruh sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Kami tidak bisa tidur," ujar Sumadi, warga Desa Batu Bonang, Badegan. Sumadi dan istri serta anaknya berlari di bawah tempat tidur ketika rumahnya ambruk diterjang angin.

"Kami satu jam di bawah tempat tidur yang tertimpa kayu-kayu rumah," katanya.

Pohon bertumbangan sehingga menutupi akses jalan desa. Sejumlah atap tempat ibadah banyak yang terbawa angin. Warga sejak pagi hingga siang melakukan kerja bakti memotong pohon dan membersihkan bangunan rusak.

Kabag Humas Pemkab Ponorogo, Didik Setiyawan membenarkan kejadian bencana tersebut.

"Secepatnya Pemkab Ponorogo akan memberikan bantuan," ujar Didik Setiyawan. (*)

Minggu, 16 Januari 2011

Selingkuh Di Ponorogo, Digrebek Warga Perwira Polisi Dicopot


PONOROGO - Seorang perwira polisi berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi), dicopot dari jabatannya, setelah didregebek warga di rumah janda di kelurahan Banyudono Ponorogo. Sebelumnya, sang perwira yang ahli menembak alias sniper ini, ditahan di Mapolres Ponorogo..
Ulah tak pantas yang berakhir derita ini, dilakukan oleh oknum polisi berisial JK, yang menjabat Kepala Unit Binmas Polsek Mejayan Madiun. Meski sudah beristri dan belum bercerai, pelaku berhubungan dengan janda beranak tiga. Tidak itu saja, pelaku juga sering menginap di rumah sang janda.
Perbuatan pelaku, meresahkan warga sekitar. Warga melapor ke kepolisian, dan pelaku sudah diberi sanksi. Namun, ulah pelaku tidak berubah. Meski sudah diberi sanksi, pelaku tetap saja berhubungan dengan sang janda yang berstatus sebagai karyawan sebuah bank.
Puncaknya, warga kesal dan nekat menggrebek rumah sang janda, saat pelaku di dalam rumah. Pelaku ditangkap petugas Provost Polres Ponorogo, dan sempat ditahan di Mapolres Ponorogo. “Sementara waktu diamankan, untuk dimintai keterangan,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Mas Gunarso, usai kejadian.
Setelah diperiksa di Mapolres Ponorogo, pelaku diserahkan ke kesatuanya, di Polres Madiun. Atas perbuatannya, Kapolres Madiun memberi sanksi kepada pelaku, berupa dicopot dari jabatannya. Kini pelaku yang berpangkat AKP ini, tanpa jabatan di Mapolres Madiun. (MUH NURCHOLIS)

Diduga Ngentit Dana ADD Kades Di Ponorogo Dilaporkan Kejaksaan



PONOROGO - Dugaan penyimpangan alokasi dana desa (ADD) terjadi di Desa Sumberejo Kecamatan Balong Ponorogo. Akibatnya, warga desa beramai-ramai melapor ke Kejaksaan Negeri setemppat. Memperkuat laporannya, warga menyertakan bukti adanya dugaan penyimpangan, mulai tahun 2007.

Muhammad Jamil, salah satu warga saat ditemui kemarin (16/1) mengatakan, hari Kamis 13 Januari, warga desa melapor secara resmi ke Kejaksaan Negeri Ponorogo terkait dugaan kuat penyimpangan Kepala Desanya. Dalam surat itu, warga desa menduga, kepala desa telah melakukan penyimpangan dana PMPN yang nilainya sekitar 5 juta. Selain itu, juga terjadi dugaan penyimpangan dana ADD tahun 2010. “Pergantian bendahara desapun juga tidak sesuai mekanisme yang berlaku,” terangnya.

Salah satu pengurus karang taruna itu juga mengatakan, warga desa, kepala desa hingga pihak kecamatan telah melakukan pembicaraan secara internal. Yang diharapkan menghasilkan jalan yang terbaik bagi seluruh pihak. Namun, warga desa tetap bersikukuh untuk meneruskan laporannya kekejaksaan negeri agar diproses secara hukum yang berlaku. “Kita serahkan pekara ke kejaksaan, untuk diproses sesuai hukum yang berlaku secara adil,” tandasnya.

Sementara Sunyoto, kepala desa Sumber Rejo kecamatan Balong hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi terkiat laporan warga desanya. Saat dihubungi ponselnya juga tidak ada jawaban. (sumarno) +/-

Diamuk Angin Lesus, Rumah Rata Dengan Tanah Di Ponorogo

PONOROGO - Amukan angin lesus kembali terjadi di Ponorogo. Setelah Kecamatan Pudak dan Pulung, angin kencang menerjang kecamatan Sukorejo, Sumoroto dan Badegan, hari Sabtu malam (16/1). Akibatnya, satu rumah roboh dan belasan rumah lainnya rusak bagian atapnya. satu rumah roboh milik Sumadi (47) warga Desa Watu Bonang Kecamatan Badegan. Ttidak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirkan mencapai puluhan juta rupiah.

Sumadi mengatakan, angin mulai berhembus sekitar pukul 10 malam. Mendekati pukul 3 dini hari, angin bertambah kencang hingga membuat rumah bergerak-gerak. Bersama istri dan anak semata wayangnya,ia bersembunyi dibawah kolong tempat tidur untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. “Tiba-tiba terdengar suara keras brak, ketika dinding rumah roboh. Tak lama kemudian, seluruh dinding rumah berserta atap rumah ambruk,” terangnya.

Petani itu juga mengatakan, saat seluruh rumah yang terbuat dari kayu itu roboh, dirinya bersama istri dan anaknya masih terjebak dibawah tempat tidur dan tidak mampu keluar. Setelah berteriak minta tolong, sekitar satu jam, tetangga berdatangan menolong. “Sempat terjebak dibawah tempat tidur selama hampir satu jam. Tetangga yang menolongpun mengalami kesulitan untuk menolong. Karena suasana masih gelap, juga runtuhan rumah yang menghalangi,” katanya.

Bowo Setyo, Kepala Desa setempat mengatakan, terjangan angin kencang itu tidak hanya menyebabkan rumah salah satu warganya rata dengan tanah. Beberapa fasilitas umum seperti masjid juga mengalami kerusakan. Bahkan, beberapa pohon besar tumbang dijalan. Dini hari tadi, warga desa tidak berani tidur didalam rumah. Pasalnya, angin kencang masih menerjang wilayah ini. “Kubah masjid dibawa angin entah kemana. Saat ini warga melakukan kerja bakti membantu memperbaiki rumah yang ambruk, dan hingga kini belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah,” pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Sabtu, 15 Januari 2011

Salah Sasaran Pemuda Ponorogo Dihajar Massa



PONOROGO - Nasib nahas menimpa Tri Bayu Saputra, pemuda pengangguran warga Desa Pangkal, Kecamtan Sawoo. Ia jadi bulan-bulanan masa yang saat itu usai melakukan sholat Jumat. Kejadian itu berawal ketika Tri Bayu diajak Trubus (24) tetangga rumahnya untuk memperbaiki aki kendaraanya. Tanpa berfikir panjang Tri Bayu menuruti ajakan Trubus dengan mengendarai sepeda Tri Bagus.

Sayang, ajakan untuk memperbaiki aki di kota itu ternyata hanya sebuah kebohongan. Sebab ketika berada di Masjid Agung Ar-Rahmah, jalan Pacar, Trubus langsung berhenti dan mengambil helm milik salah satu jamaah masjid yang saat itu tengah sholat Jumat.

Nahas, aksi Trubus mencuri helm, ketahuan salah satu warga hingga meneriaki maling. Saat itu pula jamaah sholat Jumat yang masih melakukan sholat di rokaat kedua langsung berlari mengejar pelaku. Namun karena pelaku sudah berlari jauh. Warga akhirnya menghajar Tri Bagus yang diketahui rekan pelaku.

''Tadi ada orang berteriak maling, makanya saat sholat saya langsung berlari mengejar tapi karena dia lari akhirnya kami menghajar temannya yang saat itu menunggu di sepeda motor,'' jelas Pradipta, salah satu jamaah sholat Jumat (14/01/2011).

Sementara Tri Bagus dihadapan pihak kepolisian tidak tahu menahu tentang pencurian itu. Dari pengakuannya saat itu Trubus hanya mengajaknya ke kota untuk memperbaiki aki. Dia tidak menyangka kalau ternyata temannya itu mencuri helm salah satu jamaah. ''Saat itu saya hanya menunggu diatas sepeda motor dan bermain HP. Tidak tahu kalau Trubus ternyata mengambil helm,'' kata Tri Bagus di Polsek Kota Ponorogo.

Terpisah Kapolsek Kota, AKP. Tulus Hariyadi ketika dikonfirmasi mengatakan, masih melakukan pengejaran pelaku pencurian yang tercatat sudah dua kali masuk jeruji besi dengan kasus yang sama. ''Saat ini kita masih melakukan pengejaran. Sedangkan Tri Bagus kita amankan di Polsek untuk dimintai keterangan,'' pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Kopi Bubuk Hangat 'Ala Ponorogo' Bermaterai Penjara


PONOROGO - Kopi bubuk, atau kopi halus untuk membuat wedhang kopi, mungkin sudah biasa. Tapi kalo kopi bubuk alias kopi plus boboknya, bisa berbahaya sebab bisa berakhir di penjara. Seperti kisah yang dijalani penjual kopi di kawasan Pasar Pon Ponorogo, yang menjual 'kopi sak bubuke'. Dia tidak hanya menjual kopi saja, tapi juga diduga meniduri istri orang lain.
Penjual kopi ini berinisial Mus, 35 tahun, warga  Desa Mangunsuman, Kecamatan Siman. Ia digerebek warga  saat berduaan di dalam rumah Eni (22) di desa Prayungan, Kecamatan Sawoo. Padahal, Eni hanya mantan pacar Mus, yang kini sudah bersuami Jon.
Berawal dari kecurigaan warga sekitar yang mengetahui hubungan haram antara Mus dan Eni. Warga mengaku, tersangka selalu bertamu kerumah orang tua Eni hingga larut malam. Bahkan Mus sering menginap dan pulang pagi di rumah tersebut, saat suami Eni sedang tidak ada.
Petaka terjadi, hari Selasa malam (11/01). Saat Jon sedang tidak ada dirumah, Mus kembali bertamu hingga larut malam. Pukul 22.00, warga yang curiga terjadi perselingkuhan, melakukan penggrebekan.
Bersama Mujiono, Ketua RW Dukuh Ngimo massa mendatangi rumah Eni, dan menemukan Mus berduaan dengan Eni didalam rumah. ”Warga memergoki dan langsung menggrebeknya, kemudian diserahkan ke Mapolsek Sawoo,” kata salah satu warga.
Tersangka mengaku nekat berselingkuh dengan Eni lantaran ditinggal istrinya menjadi TKW. “Saya kesepian karena ditinggal isterinya menjadi TKW  Malaysia sejak tahun 2006” katanya.
Meski sudah diserahkan ke polisi, namun Mus tidak dipenjara. Dia diwajibkan membuat pernyataan tertulis diatas materei, bahwa tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Jika mengulangi lagi, penjual kopi ini akan langsung dijebloskan ke penjara. (MUH NURCHOLIS)

Mobil Panther Misterius Gemparkan Warga Ponorogo


PONOROGO - Warga Desa Bulu Kecamatan Sambit Ponorogo, digegerkan oleh mobil tak bertuan yang terparkir disebuah perkarangan salah satu milik warga kemarin (14/1). Mobil Isuzu Panther nopol L 1126 F sebelumnya sempat dilihat warga masuk kedesa itu. Warga desa sekitar tidak menaruh curiga dengan mobil warna merah maron itu pada pagi hari. Namun, warga desa mulai merasakan keganjilan saat mobil itu tak kunjung diambil pemiliknya. Sementara warga desa sekitar tak satupun merasa mendapat tamu yang mengendari mobil itu. Akhirnya, warga beramai-ramai melaporkan kepada kepala desa.

Sugeng, kepala desa setempat mengatakan, warga merasa sangat resah dengan keberadaan mobil yang tak bertuan itu, yang terparkir disalah satu ladang milik warga, sehingga segera melaporkan kepada dirinya. Saat dilakukan pengecekan, masih menurutnya, pihak perangkat desa bersama warga tak berani memegang mobil itu. “Kita hanya melihat kedalam mobil, yang banyak terdapat barang-barang, seperti mainan anak-anak, makanan dan minuman, serta beberapa barang lainnya,” terangnya.

Dia juga menjelaskan, warga desa setempat bahkan memperkirakan jika mobil yang dinilai mencurigakan itu adalah buah hasil kejahatan. Seperti pencurian mobil, tabrak lari hingga pengambilan barang berharga didalam mobil oleh pelaku kejahatan. Yang oleh pelaku diletakkan diladang milik warga yang terlihat sepi. “Polisi yang datang juga telah melakukan identifikasi. Sementara perangkat desa masih terus melacak pemiliknya dengan menanyai hampir seluruh warga sekitar,” lanjutnya.

Sementara Simun, salah satu warga setempat mengatakan, pagi hari sekitar pukul 5, dirinya sempat melihat mobil berplat Surabaya itu masuk kedesanya. Namun, dirinya mengaku tidak melihat siapa sopirnya. Sehingga, dirinya bersama beberapa warga lain tidak merasa curiga. “Mobil yang masuk desa ini kan banyak, jadi sudah biasa,” terangnya.

Hingga berita ini diturunkan, aparat desa masih terus melacak pemilik mobil misterius itu dengan menanyai warga sekitar.(MUH NURCHOLIS)

Paska Banjir Penjual Ikan Kali Di Ponorogo Panen Raya

PONOROGO - Banjir tak selamanya membuat bencana. Setelah air mulai surut, menjadi berkah tersendiri bagi pencari dan penjual ikan kali di Ponorogo. Mereka mendapatkan hasil yang cukup banyak dibandingkan hari bisanya. Pasalnya, sungai yang airnya hanya sedikit, kini sudah terisi, sehingga terdapat ikan atau hewan sungai yang dapat dijual. Bahkan, ikan-ikan dari daerah lain juga berkumpul. Seperti nampak para ibu-ibu penjual ikan kali dipinggir jalan raya Ponorogo Pacitan.

Mainah salah satu penjual ikan mengatakan, setelah air sungai surut beberapa hari, suaminya mendapatkan ikan dalam jumlah cukup besar. Kalau biasanya hanya mendapatkan 3 hingga 6 kilogram perhari, saat ini bisa mencapai 10 kilogram. “Jenis ikannya wader, garingan, belut, sili, mujair dan beberapa ikan kali lainnya,” terangnya.

Ibu empat anak itu juga mengatakan, selain ikan, suaminya juga sering mendapatkan beberapa hewan kali lainnya, seperti bulus hingga ular. Kadang kalau beruntung mendaptkan udang dengan jumlah cukup banyak. Mengenai harga, masih menurutnya, ikan kali hanya dijual antara dua ribu rupiah hingga empat ribu rupiah per bungkus. Yang hanya terdiri dari 5 hingga 10 ikan berukuran kecil. “Kalau belut per bijinya lima ribu rupiah. Jika nasib mujur bisa dapat bulus berukuran besar. Yang dijual perkilonya 20 ribu rupiah,” lanjutnya.

Ardi Suyono, salah satu pembeli mengatakan, dirinya bersama keluarga sangat gemar makan ikan kali. Terutama digoreng kemudian dimakan dengan nasi hangat yang diberi lalapan. “Beli disini ikannya masih segar, bahkan dijual dalam keadaan hidup,” pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Jumat, 14 Januari 2011

3 Lonte Terminal Lama Ponorogo Digaruk, PSK lain Kabur


PONOROGO - Banyaknya keluhan dan laporan warga Ponorogo yang melihat banyak pekerja seks komersial (PSK) di seputaran terminal lama membuat Posek Kota Ponorogo, melakukan razia. Namun razia itu diduga bocor. Bahkan beberapa lokasi strategis seperti patung macan pemkab Ponorogo, taman pahlawan Sukowati serta taman stadion dan GOR yang selama ini disinyalir menjadi ajang esek-esek dan minum-minuman keras juga terlihat sepi. Berbeda dengan hari-hari biasanya sebelum dilakukan razia, tempat itu selalu ramai anak muda dengan berbagai minuman keras.     

Menurut Kapolsek Kota, AKP. Tulus Hariyadi, razia yang dilakukan pihaknya merupakan tindak lanjut razia sebelumnya. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan keluhan dari masyarakat terkait dugaan maraknya perbuatan mesum disejumlah tempat. Yang jumlahnya semakin banyak.

''Malam ini kita hanya bisa mengamankan tiga PSK saja. Mereka adalah wajah lama yang selalu terkena razia. Tiga PSK itu warga Pulung Ponorogo, Pacitan serta Nganjuk dan usianya sudah tidak muda lagi,'' jelas Kapolsek Kamis malam (13/01/2011).

Perwira menengah itu mengatakan, ketiga PSK itu akan diberikan pembinaan dan dibuatkan surat pernyataan untuk tidak berbuat dan beroperasi ditempat itu lagi. Jika memang mereka nantinya masih tertangkap dalam razia mereka bakal diserahkan ke Dinas Sosial.

''Razia yang kita lakukan hanyalah spontanitas. Ketiga PSK itu sementara hanya kita bina dan diberikan surat pernyataan,'' pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Salah Sasaran Pemuda Ponorogo Dihajar Massa

PONOROGO - Nasib nahas menimpa Tri Bayu Saputra, pemuda pengangguran warga Desa Pangkal, Kecamtan Sawoo. Ia jadi bulan-bulanan masa yang saat itu usai melakukan sholat Jumat. Kejadian itu berawal ketika Tri Bayu diajak Trubus (24) tetangga rumahnya untuk memperbaiki aki kendaraanya. Tanpa berfikir panjang Tri Bayu menuruti ajakan Trubus dengan mengendarai sepeda Tri Bagus.

Sayang, ajakan untuk memperbaiki aki di kota itu ternyata hanya sebuah kebohongan. Sebab ketika berada di Masjid Agung Ar-Rahmah, jalan Pacar, Trubus langsung berhenti dan mengambil helm milik salah satu jamaah masjid yang saat itu tengah sholat Jumat.

Nahas, aksi Trubus mencuri helm, ketahuan salah satu warga hingga meneriaki maling. Saat itu pula jamaah sholat Jumat yang masih melakukan sholat di rokaat kedua langsung berlari mengejar pelaku. Namun karena pelaku sudah berlari jauh. Warga akhirnya menghajar Tri Bagus yang diketahui rekan pelaku.

''Tadi ada orang berteriak maling, makanya saat sholat saya langsung berlari mengejar tapi karena dia lari akhirnya kami menghajar temannya yang saat itu menunggu di sepeda motor,'' jelas Pradipta, salah satu jamaah sholat Jumat (14/01/2011).

Sementara Tri Bagus dihadapan pihak kepolisian tidak tahu menahu tentang pencurian itu. Dari pengakuannya saat itu Trubus hanya mengajaknya ke kota untuk memperbaiki aki. Dia tidak menyangka kalau ternyata temannya itu mencuri helm salah satu jamaah. ''Saat itu saya hanya menunggu diatas sepeda motor dan bermain HP. Tidak tahu kalau Trubus ternyata mengambil helm,'' kata Tri Bagus di Polsek Kota Ponorogo.

Terpisah Kapolsek Kota, AKP. Tulus Hariyadi ketika dikonfirmasi mengatakan, masih melakukan pengejaran pelaku pencurian yang tercatat sudah dua kali masuk jeruji besi dengan kasus yang sama. ''Saat ini kita masih melakukan pengejaran. Sedangkan Tri Bagus kita amankan di Polsek untuk dimintai keterangan,'' pungkasnya.(MUH NURCHOLIS)

Angin Puyuh Rusak Ratusan Rumah Di Ponorogo


PONOROGO - Cuaca ektrem berupa angin kencang masih menerjang Pulung dan Pudak. Warga tereletak dilereng gunung WIlis dan dikawasan hutan itu masih merasakan ketakutan. Pasalnya, kerusakan ratusan rumah akibat terjangan angin itu hingga kini masih terus terjadi. Sementara, Pemerintah daerah melalui kecamatan setempat hanya melakukan pendataan kroban dan belum memberi bantuan.

Giono salah satu warga mengatakan, angin kencang masih terus menerjang dua kecamatan itu, walaupun tak sekencang hari sebelumnya. Namun warga masih merasakan ketakutan. Pasalnya, kuatnya angin masih bisa bertambah seiring kondisi alam yang sering berubah. Saat ini, lanjutnya, warga bersama petugas perhutani melakukan pembersihan batang pohon yang memenuhi jalan. “Harus segera dibersihkan dari jalan, agar pengguna jalan dapat aman melewati jalan ini,” katanya.

Petani dua anak itu juga mengatakan, beberapa rumah yang mengalami kerusakan dibagian atap, belum berani untuk memperbaiki. Pasalnya, angin masih berhembus cukup kencang. Sementara, kerusakan semakin bertambah parah. Namun, warga sudah bersyukur setelah listrik yang sempat padam sudah kembali menyala. “Listrik sempat padam beberapa jam akibat kabel putus tertimpa pohon,” pungkasnya.

Sementara, SMPN Pusak yang rusak akibat tertimpa pohon besar tumbang, sudah melakukan proses belajar mengajar. Sekolah ini sempat diliburkan karena dikawatirkan bangunan roboh karena kuatnya terjangan angin. Meski sudah masuk, kegiatan difokuskan melakukan pembersihan ruang kelas dan halaman sekolah, yang rusak akibat terimpa pohon tumbang. Ratusan siswa dan para guru, melakukan kerja bakti bersama.

Mohammad Ma’arif, kepala SMPN 1 Pudak mengatakan, tiga ruang kelas yang mengalami kerusakan bagian atap akibat tertimpa pohon tumbang hanya dibersihkan oleh siswa dan guru. Karena kemampuan sangat terbatas, pihaknya hanya membersihkan ruang kelas, memperbaiki genting dan membersihkan halaman dari dahan dan ranting pohon. Untuk batang pohon yang besar, masih menurutnya, menunggu peralatan berat batuan dari pemerintah. “Genting segera diganti, begitupula jendela kaca yang pecah. Namun demikian, tiga ruang itu masih dikosongkan hingga diperbaiki. Sementara para siswa berpindah ke aula dan ruang yang lain,” terangnya. (MUH NURCHOLIS)

Pasangan mesum semarak di terminal dan taman di Ponorogo



PONOROGO - Aparat Polsek Ponorogo menangkap tiga pasangan mesum di Terminal Lama, Seloaji, dan Taman Patung Sukowati, sepanjang operasi penyakit masyarakat pada Kamis (13/1) pagi hingga siang.
Menurut Kepala Polsek Ajun Komisaris Tulus Hariadi, tiga pasangan yang ditangkap itu adalah residivis kejahatan seks. Mereka berualng kali ditangkap untuk urusan seks ilegal.
Dia mengatakan, razia pasangan mesum dilakukan sebagai jawaban atas keluhan dari anggota masyarakat terkait maraknya perbuatan mesum di tempat umum. (MUH NURCHOLIS)

Kamis, 13 Januari 2011

Pengendara motor Honda Beat AE 6132 TE di Ponorogo terjungkal setelah lehernya terlilit kabel listrik di tengah jalan

PONOROGO -  Suyono (35),  warga Desa Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1) siang lalu, terjerat kabel  listrik saat korban mengendarai Honda Beat AE 6132 TE. Korban terjungkal dari sepeda motornya setelah kabel listrik milik PLN melilit lehernya.
Kejadian itu berawal ketika truk  S 9088 UM dikemudikan Agus hendak menuju Bungkal untuk mengambil kayu. Ketika melintasi di Jalan Soekarno-Hatta, tiba-tiba truk itu menyangkut kabel listrik milik PLN yang melintang di jalan itu. Kabel pun itu langsung putus dan mengenai leher Suyono yang tepat berada di belakang truk.
Saksi mengatakan saat truk berjalan dari arah selatan, karena kabel yang melintang terlalu rendah, kabel itu nyantol di bak truk dan putus hingga menimpa leher pengendara motor itu.
“Kami sudah melaporkan  kabel itu ke PT PLN, tapi tidak ada tanggapan,” ujar Sumadi warga sekitar. (MUH NURCHOLIS)

Istri kerja ke Malaysia suami di Ponorogo keloni istri orang


PONOROGO - Laki-laki berinisial  MS (35) ditangkap massa ketika sedang menyetubuhi perempuan tetangganya yang sudah bersuami di Desa Pryaungan,  kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1). MS setubuhi EN karena dia tak kuat menahan birahi setelah ditinggal  istrinya bekerja ke Malaysia sebagai pembantu.
Menurut saksi, MS-En sudah akrab dan mendatangkan kecurigaan. Ketika suami EN bekerja pada malam hari,  MS datang ke rumah EN itu. Mereka bermesraan.
“Mereka berselingkuh terbuka sekali,” kata Mujiono salah satu warga setempat.
Selasa malam, warga melihat MS menyelinap masuk ke rumah EN yang sedang ditinggal suaminya bekerja malam sebagai tenaga pengamanan. Warga pun sepakat menangkap pasangan selingkuh itu.
”Begitu pintu rumah kami dobrak, mereka kaget dan keluar kamar dengan telanjang,” katanya.
Kepada penyidik kepolisian, MS mengaku birahinya tak tersalurkan kepada istrinya, karena kerja ke luar negeri. (MUH NURCHOLIS)

Remaja putri tenggak pemutih pakaian di tepi jalan di Ponorogo


PONOROGO - Akibat hubungan asmaranya tidak direstui orangtuanya, remaja putri bernama Ika (16), warga Desa Mrican,  Jenangan,  Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1) jelang petang, mencoba bunuh diri dengan menenggak cairan pemutih baju di tepi jalan raya.
Dia selamat setelah ditolong tetangganya yang kebetulan mengetahui kejadian itu.  Ika menenggak cairan pemutih baju ditepi Jalan Juanda,  Kelurahan Ronowijayan.
Saat itu korban ditemukan sudah lemas erkapar di tepi jalan. Warga yang mengetahui kejadian tersebut,  membawa korban ke Rumah Sakit Umum Griya Waluya Ponorogo.
“Korban menenggak cairan itu, karena hubungan cintanya dengan kekasihnya, Rahman  tidak direstui orangtuannya. Dia frustasi,” kataas Kepala Bagian Operasi Polres Ponorogo, Inspektur Satu Deny Fahrudin. (MUH NURCHOLIS)

'PENTHIL MUTER' GILAS DUA KECAMATAN DI PONOROGO

Angin puyuh porak-porandakan dua desa di Ponorogo 

PONOROGO - Warga Desa Pudak dan Suru, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1) pagi, diterjang angin puyuh hingga ratusan pohon tumbang, begitu juga rumah dan sekolahan rusak.
Pantauan di lapangan, kondisi terparah terjadi di Desa Pudak, yang mana ratusan pohon tumbang hingga menutup jalan desa, sehingga ganggu aktivitas warga.
Rumah dan sekolahan rusak. Genting berjatuhan. Pabrik penggilingan cengkeh roboh.      “Untuk memperlancar jalan desa, warga yang memiliki gergaji bersama aparat bergotong royong bersihkan pohon tumbang,” kata Camat Pudak,  Dirli.
Angin puyuh juga merusak satu ruangan kelas di SMP Negeri 1 Pudak. Ruangan itu rusak tertimpa pohon. (MUH NURCHOLIS)

Indonesians have negative perception of Malaysia: Survey

Recent disagreements with neighboring Malaysia have increased the negative perception of Malaysia among Indonesians, a survey revealed Thursday.
The Indonesian Survey Circle (LSI) survey stated that 67.5 percent of 1,000 correspondents nationwide thought there was a poor relationship between the neighboring countries.
The survey, which was done between September and October of this year, also showed that 59.2 percent of correspondents expressed little interest in Malaysia.
“Our survey was simply a portrait of most Indonesians’ perceptions of the relations between Indonesia and Malaysia,” LSI researcher Ardian Sopa said.
The poor perception of Malaysia by most Indonesians could influence the atmosphere in the upcoming final matches between Indonesia and Malaysia in the ASEAN Football Federation (AFF) Suzuki Cup, he said.
“I really hope Indonesian supporters can help organizers to make the anticipated games peaceful ones,” Ardian said.
The first leg of the final round will be at Bukit Jalil Stadium in Kuala Lumpur, Malaysia, on Sunday. The second leg will be at Bung Karno Stadium in Jakarta on Dec. 29.
Serious tension between the neighboring countries was sparked after a number of incidents of violence involving Indonesian migrant workers in Malaysia were exposed.
The debacle continued and was transformed into an “Internet war” following Malaysia’s claims to several Indonesian islands – located on the border between the two countries. Malaysia has also allegedly claimed some of Indonesia’s cultural heritage as its own, including the reog of Ponorogo in Central Java and batik. Tensions were also increased upon the arrest of Indonesian officers from the Maritime Affairs and Fisheries Ministry by the Malaysian police.
Ardian said the upcoming final matches between Indonesia and Malaysia in the AFF Cup were another possible variable that could affect future relations between the two countries.
He said he hoped for a good result for Indonesia in the matches, which could invigorate Indonesians who were disappointed about the government’s poor performance in settling Indonesia-Malaysia disagreements.

Puluhan Kiai Pindah ke PPP karena Putus Asa, Kiai Ponorogo Juga Loncat



PONOROGO - Deklarator Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Kiai Haji Anwar Iskandar menjelaskan latar belakang hijrahnya puluhan ulama dan kiai sepuh Jawa Timur ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menurut Kiai Anwar Iskandar, konflik di tubuh PKB serta melencengnya PKNU sebagai partai agama menjadi alasan utama deklarasi di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Sabtu kemarin.

Kepada Tempo, ulama yang akrab disapa Gus War ini mengatakan keputusan para ulama untuk bergabung kepada PPP ini merupakan bentuk keputusasaan atas konflik yang mendera PKB.
Meski telah mengupayakan jalan damai dan rekonsilisasi antara kubu Muhaimin dan Yenny Wahid, kedua politikus muda itu dianggap tak memiliki itikad baik untuk berubah. “Kami sudah berusaha mati-matian,” kata Gus War, Minggu (26/12).

Inisiatif tersebut, menurut Gus War, digulirkan pertama kali oleh KH Zainudin Jazuli, Mustaysar Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB. Sebagai kiai sepuh yang turut mengawal lahirnya partai tersebut, Kiai Zainudin atau Gus Din merasa prihatin atas konflik berkepanjangan antara Muhaimin dan Yenny.

Diawali dari rapat yang digelar di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, pembicaraan soal rekonsiliasi itu dilakukan. Selanjutnya Muhaimin dipanggil secara khusus oleh Gus Din di kediamannya di Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, sebelum menggelar pertemuan serupa di Krapyak. “Sampai titik itu Muhaimin masih menolak mentah-mentah rekonsiliasi yang kami tawarkan,” ujar Gus War.

Meski menghormati kepengurusan Yenny Wahid, para ulama menyadari jika pemegang kunci legalitas adalah Muhaimin. Karena itu pendekatan yang dibangun lebih kepada Muhaimin tanpa bisa melangkah lebih jauh.

Di sisi lain, para kiai juga membutuhkan kendaraan politik untuk bisa mempengaruhi kebijakan parlemen. Sementara PKNU yang kelahirannya turut dibidani para kiai ini sudah dianggap melenceng dari tujuan semula. Partai tersebut bahkan dinilai tidak lagi representasi partai agama.

Kondisi ini, menurut Gus War sangat tidak menguntungkan bagi para kiai. Sebab mereka memiliki target dan agenda besar pada pemilu 2014 mendatang. Tanpa dukungan partai yang kuat, para ulama tidak akan bisa mempengaruhi kebijakan negara. “Kalau pakai PKNU, paling banter cuma bisa memperoleh 2,5 persen suara. Itu hanya cukup untuk membuat peraturan daerah di tingkat provinsi, bukan setingkat undang-undang,” papar Gus War.

Sebelumnya sekitar 30 ulama dan kiai menyatakan diri bergabung kepada PPP. Pernyataan tersebut disampaikan langsung dihadapan Suryadharma Ali di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Sabtu (25/12).

Para kiai yang bergabung antara lain KH Idris Marzuqi (Dewan syuro DPP PKNU), KH M. Anwar Manshur (PP Lirboyo), KH Imam Yahya Mahrus (PP Lirboyo), KH Huda Jazuli (PP Ploso, Kediri), KH Zainudin Jazuli (Mustasyar DPP PKB), KH Miftakhul Akhyar (Ro'is Syuriah PWNU Jatim), KH Mujib Imron (Anggota DPD RI 2004-2009), KH Kafabihi Mahrus (PP Lirboyo), KH Anwar Iskandar (PP Jamsaren, Kediri), KH Mas Subadar (KH RU Besuk Pasuruan), KH Zaini Sholeh (Sampang), KH Mas Mansur (PP Sidoresmo, Surabaya), KH Mutawakkil 'Alallah (Ketua PWNU Jatim), KH Nuruddin (PP Nurul Qodim, Probolinggo; dewan syuro DPW PKNU Jatim), KH Masbuchin Faqih (PP Suci Gresik), KH Abdulloh (PP Langitan, Tuban), KH Baidlowi (PP Berasan, Banyuwangi), KH Abd. Ghaffar (Pamekasan), KH Ardani (Blitar), KH Arsyad (Tulungagung), KH Irvan Yusuf (PP Tebuireng), KH Mas Fuad (PP Sidogiri, Pasuruan), KH Jiryan Hasbulloh (Joresan, Ponorogo), KH Hisyam Syafa'at (Blokagung, Banyuwangi), dan KH Nur Khozin (Malang).

Perwira Polisi Malah Terlibat Sindikat Penggelapan Mobil Dari Ponorogo

PONOROGO - Polisi harusnya bertugas melindungi dan mengayomi masyarakat. Tapi bagi polisi yang satu ini, Kasat Reskoba Polres Madiun, AKP Juadi, ia malah diduga terlibat jaringan penggelapan mobil rental di Surabaya.

Oknum Kasat Reskoba Polres Madiun itu kini dicokok petugas Polresta Surabaya untuk  pemeriksaan perkaranya. ''AKP Juadi ditangkap petugas Polresta Surabaya setelah menerima laporan dari pemilik rental,'' kata Kapolres Madiun Kota, AKBP Krisno Halomoan Siregar kepada wartawan, Rabu.

Menurutnya, dari informasi menyebutkan mobil Xenia milik pengusaha rental di Surabaya ditemukan
berada di rumah AKP Juadi di Perumnas Manisrejo, Kota Madiun. Mobil itu adalah milik H Saimun, seorang pengusaha rental mobil yang beralamat di Jalan A Yani Surabaya 143 Surabaya.

Mobil itu semula bernopol L berubah menjadi AE. Rincinya, mobil itu semula bernopol L 1925 HC menjadi AE 127 SB atau berasal dari Kabupaten Ponorogo.

Mobil tersebut awalnya dipinjam oleh anggota Bripka Kurnia, anggota Polrestabes Surabaya dengan batas waktu awal Desember 2010 lalu. Namun bulan atau tahun berlalu, mobil yang disewa tersebut tidak kunjung dikembalikan. Justru mobil tersebut sudah beralih ke orang lain dan bahkan nopolnya juga sudah berganti daerah. (MUH NURCHOLIS)

Belajar Bahasa Jawa Di Ponorogo



PONOROGO - Bukan kursus kilat bahasa Inggris, melainkan bahasa Jawa yang harus dilakukan oleh Chelsea Olivia belakangan ini. Kok?

Iya. Soalnya, dia mesti memerankan tokoh Atikah dalam sinetron ‘’Antara Cinta dan Dusta’’ yang akan tayang dalam waktu dekat ini. Atikah digambarkan tinggal bersama neneknya di Wagir Kidul, pinggiran Ponorogo, Jawa Timur. Chelsea punmesti belajar bahasa Jawa dengan logat khas Jawa Timuran.

“Sulit juga. Sering harus mengulang karena salah ucap. Harusnya nuwun jadi nuhun. Nuhun kan bahasa Sunda. Terus, aku juga salah ucap ‘odo opo?’, padahal harusnya ‘ono opo?’. Aku pikir bahasa Jawa belakangnya selalu pakai huruf o,” kata Chelsea di kantor MD Entertainment, Jakarta Pusat, Senin (10/1) malam. (MUH NURCHOLIS)


Selasa, 11 Januari 2011

BALE BATUR NGEBEL 'MERANA'

PONOROGO - Bangunan peninggalan sejarah, yang dikenal dengan sebutan Bale Batur, yang terletak di Desa/Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo tak tersentuh bantuan pemerintah.
Tak ada satu pun orang yang tahu kapan Bale Batur dibangun. Akan tetapi, setiap malam Jumat Legi banyak orang berdatangan, dan tak jarang berasal dari kalangan Pejabat Pemkab Ponorogo yang hendak ngalap berkah di sana.
Bale Batur berada di tengah-tengah Pasar Ngebel yang hanya berjarak 2 kilometer dari Telaga Ngebel yang ramai sebagai objek wisata. Konon Bale Batur ini erat kaitannya dengan kisah Telaga Ngebel. Karena itu bisa dilihat dari dua petilasan yang berhadapan di dalam pasar tersebut. Yakni petilasan Nyai Latung dan Bale Batur. Di petilasan Nyai Latung sekarang tumbuh pohon beringin raksasa.
Salah seorang warga setempat, Toiran (69) menjelaskan meski bangunan ini terabaikan, namun setiap malam Jumat Legi, warga selalu berdatangan ke Bale Batur dan petilasan Nyai Latung. Kedatangan mereka, banyak yang ingin memanjatkan doa agar yang diharapkan tercapai. Tampaknya sudah banyak yang terbukti karena yang berdatangan orang dari luar kota mulai dari orang susah, orang sakit, sampai dengan pejabat dan pengusaha.
“Kalau malam Jumat Legi tengah pasar ini seperti pasar malam, orang keluar masuk silih berganti. Melihat pelat nopol kendaraannya orang jauh semua dan tak jarang mobil pelat merah pejabat pemkab juga ada,” terangnya.
Juru kunci Bale Batur, Darno (60) mengaku, pada setiap malam Jumat Legi, dia harus melayani mengantar tamu ke petilasan hingga pagi. “Mereka orang jauh, seperti Kalimantan, Bandung, Jakarta, pokoknya komplet. Ada juga pejabat Ponorogo yang selalu hadir setiap malam Jumat legi. Yang penting di sini ini hanya berniat baik bukan niat kotor, Insya Allah dikabulkan apa yang diharapkan,” tandasnya.
Mengingat banyak yang berkunjung ke Bale Batur dan petilasan Nyai Lantung, Darno berharap, alangkah baiknya jika pemkab memerhatikan kedua tempat itu. Misalnya, dikembangkan menjadi obyek wisata yang bisa menyedot para pengunjung.
“Ya saya berharap petilasan seperti ini agar dilestarikan pemerintah, agar menjadi aset wisata ritual di Ngebel selain wisata panorama telaga,” tandasnya.
Situs Bale Batur, petilasan Nyai Lantung, dan Telaga Ngebel dihubungkan dengan cerita mitos tentang anak bajang yang sakti dan asal mulanya Telaga Ngebel.
Nyai Lantung adalah seorang janda yang suka membantu orang, terutama jika ada yang membutuhkan tenaga juru masak. Suatu ketika di desa itu diadakan pesta dengan masakan melimpah. Namun tak seorang pun yang menghiraukan ketika ada anak bajang kelaparan datang untuk minta sedikit makanan
Hanya Nyai Lantung yang merasa iba, kemudian memberinya sedikit makanan dari masakan yang dia masak. Setelah makan, anak bajang itu menasihati Nyai Lantung agar naik lesung, karena sebentar lagi akan ada banjir besar.
Setelah itu, bocah bajang menancapkan lidi di tanah, dan menantang kepada semua orang, siapa yang mampu menarik lidi itu. Ternyata tak seorang pun mampu mencabutnya. Ketika lidi dicabut, keluar lah air dari tanah bekas lidi menancap. Air itu menenggelamkan desa dan isinya, hingga menjadi Telaga Ngebel. Seluruh warga beserta semua isi desa musnah, hanya Nyai Lantung yang selamat.
Sesuai namanya, Bale Batur hanyalah sebuah balai dengan enam tiang penyangga dan tiga balok yang terpasang di atas tiang penyangga yang berukuran 20 x 20 setimeter itu. Warga sekitar menyakini, Bale Batur yang membuat teman (batur) dari Nyai Latung.
Namun ada satu versi cerita lagi, konon Bale Batur tempat berkumpulnya para wali yang mendukung Sultan Trenggana sewaktu berkuasa di Bon Dalem, Ngumbul, Kabupaten Madiun. Karena keburu Sultan Trenggana diangkat menjadi sultan di Demak, maka balai ini tak terurus, karena tidak digunakan lagi. (MUH NURCHOLIS)