Kamis, 20 Januari 2011

Orang Ponorogo Raih 'Top Reporter HOKI Bulan Januari 2011'

Top Reporter HOKI Bulan Januari 2011

 
Keterangan Foto:  Muh Nurcholis (berjaket hitam, berdiri di sebelah kanan) bersama Anas Urbaningrum (berkaca mata, berdiri di sebelah kiri))

Oleh : Redaksi-kabarindonesia | 20-Jan-2011, 03:27:06 WIB
KabarIndonesia - Pada bulan Januari 2011, Redaksi KabarIndonesia telah memilih:

Sdr. Muh Nurcholis sebagai:

Top Reporter bulan Januari 2011 untuk kategori artikel berita.

Segenap Dewan Redaksi HOKI mengucapkan selamat dan terima kasih.

Pemilihan dan penobatan sebagai Top Reporter bulanan diselenggarakan pada tanggal 11 atau sesudahnya setiap bulan sesuai dengan tanggal pendirian KabarIndonesia.

Siapakah  Sdr. Muh Nurcholis ini?  Berikut sekilas profil tentang dirinya sesuai dengan apa yang telah dituturkannya kepada Redaksi HOKI. 

Pria kelahiran Ponorogo ini adalah seorang pria lulusan SMEA (SMK) Negeri I Ponorogo tahun 1997.  Sejak tahun 1995, saat masih berstatus sebagai seorang siswa, ia sudah aktif menulis opini dan artikel-artikel lainnya sebagai kontributor beberapa penerbitan pers. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di HU Rakyat Merdeka (Jakarta), HU Berita Kota (Jakarta), HU Sinar Pagi (Jakarta), HU Media Indonesia (Jakarta), HU Suara Karya (Jakarta), HU Karya Darma (Surabaya), HU Bhirawa (Surabaya), Majalah Tilik Desa (Surabaya), Koran Mingguan Ponorogo Pos (Ponorogo), Koran Mingguan Media Ponorogo (Ponorogo) serta Koran Mingguan Media Mataraman (Ponorogo). Bahkan ketika menjadi TKI di Malaysia dan Brunei Darussalam juga sering menulis artikel dan dimuat di beberapa akbhar (istilah Surat Kabar di dua negara tersebut).

Saat ini ia masih aktif mengisi rubrik-rubrik berita di Harian Online KabarIndonesia.  (*)



Kasus Korupsi Ponorogo "Ngendon"


Oleh : Muh Nurcholis | 18-Jan-2011, 17:00:19 WIB

KabarIndonesia - Belasan kasus dugaan korupsi di wilayah Kabupaten Ponorogo masih ngendon di Polres Ponorogo. Kasus korupsi yang mandek tersebut diantaranya penyelewengan APBD tahun 1999-2004, kasus DAK Dinas Pendidikan tahun 2006-2008, bantuan sapi Kereman tahun 2004 serta seragam Linmas 2004.

Kasus korupsi tersebut meski bertahun-tahun dilaporkan ke tim penyidik hingga kini kasus itu tak jelas jeluntrungnya. Akibatnya sejumlah pemerhati kasus korupsi  meragukan kinerja penegakan hukum tersebut.

Ngendon-nya sejumlah kasus itu  salah satunya diungkapkan Sekretaris Konsorsium Kasus Korupsi Ponorogo, Mendung Seto. Dia mengaku kecewa atas penegakan kasus dugaan korupsi di Kabupaten Ponorogo.

"Sebab penyelidikannya  tergolong lamban dan lemah meski bertahun-tahun disidik tim penyidik Polres Ponorogo hingga kini belasan kasus itu tak jelas jeluntrungnya," terang Mendung Seto, Selasa (18/1) tadi.

Meski belasan kasus itu ada yang ditetapkan sebagai tersangka  tetapi  kasus itu tak kunjung dilimpahkan ke Kejari Ponorogo. "Bahkan ada sejumlah tersangka  yang hilang tanpa diproses selanjutnya diantaranya kasus Seragam Linmas senilai Rp 1,8 miliar  dengan tersangka Sujarno yanbg saat Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemkab Ponorogo," imbuhnya.

Meski dua rekannya telah divonis namun hingga kini  tersangka yang satu itu masih bebas  tak terjerat hukum. Sementara  itu Kasus Korupsi APBD  menetapkan tersangka sejumlah anggota DPRD Ponorogo periode 1999-2004.

Sedangkan kasus DAK Dinas Pendidikan hanya menetapkan tersangka dua Kepala Sekolah dan Bendahara.

"Untuk kasus bantuan sapi kereman menetapkan Budi Wiyono Dan Paryono, namun Dwi Agus dan kawan - kawan yang juga tersangka masih bebas," bebernya. 

Sedangkan kasus korupsi seragam linmas menetapkan Sofwan yang juga  pegawai Kesbanglinmas  dan Astin  yang menjadi rekanan.

"Ironisnya Sujarno yang note bene mantan Kesbanglinmas yang juga saat ini menjabat  Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Pemkab Ponorogo masih bebas berkeliaran," jelasnya. (*)

Anggota DPRD Ponorogo Dibui Satu Tahun

Anggota DPRD Ponorogo Dibui Satu Tahun

 
DAERAH


Oleh : Muh Nurcholis | 18-Jan-2011, 17:01:54 WIB
KabarIndonesia - Sidang lanjutan perkara korupsi Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dengan terdakwa salah satu anggota DPRD Kabupaten Ponorogo dari PKNU, Khoirul Anwar dengan agenda pembacaan putusan vonis Hakim Purwono Edi Santoso berjalan cukup menarik, Selasa (18/1) tadi siang di PN Ponorogo.

Dalam putusannya menyatakan bahwa terdakwa secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan melanggar Pasal 3 UU No.20/2001, perubahan atas UU No.31/1999 tentang tindak pidana korupsi jo pasal 55 (1) KUHP.

Terdakwa penerima P2SEM senilai Rp 100 juta divonis 1 tahun dengan perintah untuk ditahan. Tidak hanya itu, terdakwa juga dikenakan pidana denda Rp 50 juta subsider 1 bulan kurungan.

Dalam tuntutannya, hakim antara lain mengatakan bahwa terdakwa Khoirul Anwar terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi.

Hal itu didasarkan pada saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan dan beberapa alat bukti. Dalam keterangan beberapa saksi membenarkan bahwa terdakwa telah menerima uang dana hibah P2SEM sebesar Rp 100 juta.

Menanggapi putusan vonis tersebut Khoirul Anwar menyatakan pikir-pikir. Hakim memberikan waktu selama 7 hari terhitung sejak putusan dibacakan untuk mengajukan banding atau menerima.

Berbeda dengan Anwar, Penasehat Hukum terdakwa yaitu Muhson Hariyadi menyatakan tidak terima dengan keputusan majelis hakim.

"Seharusnya yang paling bertanggungjawab adalah Ketua LSM Puspem Arif Suhaimi yang saat ini menjadi DPO," jelas Muhson Hariyadi. (*)

Puluhan Stan di Ponorogo Terbengkelai dan Hancur

Oleh : Muh Nurcholis | 20-Jan-2011, 04:01:58 WIB

KabarIndonesia Di pusat kota Ponorogo, Jawa Timur ternyata terdapat puluhan stan terbengkelai. Stan-stan yang terletak di jalan Seokarno Hatta gang III itu sudah bertahun-tahun tak ada yang menyewa.  Kini kondisinya sangat memprihatinkan, selain atapnya yang jebol, kesan kumuh juga menghiasi puluhan stan. Dari sedikitnya 25 stan itu, hanya ada empat yang disewa oleh para pedagang.

Selain jalan yang sangat sempit, stan yang dibangun di atas parit itu, juga sangat minim penerangan. Supomo, salah satu warga saat ditemui Rabu (19/1) mengatakan, stan yang dibangun oleh pemerintah daerah itu sekitar delapan tahun yang lalu, awalnya telah disewa semua oleh para pedagang. Namun, lambat laun, satu-persatu pedagang meninggalkan stan itu.  Para pedagang beralasan bahwa berjualan di tempat itu sangat sepi pembeli.

"Depan stan jalannya hanya sekitar dua meter saja, selain itu juga minim penerangan," terangnya.

Dia juga mengatakan, setelah para pedagang meninggalkan tempat  itu, satu-persatu stan mengalami kerusakan. Yang paling parah kondisi atap yang jebol sehingga saat hujan turun dipastikan akan tergenang air.

Melihat kondisi itu, hingga kini tidak ada perbaikan yang dilakukan. Padahal, para penyewa sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk menyewa stan itu yang mencapai jutaan rupiah pertahun.

"Saat ini hanya ada empat stan yang disewa pedagang, dan kemungkinan bisa berkurang," lanjutnya.

Sulastri, warga yang lain mengatakan, bangunan yang didirikan di atas parit itu sebenarnya berada di pusat kota Ponorogo. Yang mungkin saat dibangun waktu itu, diharapkan menjadi pusat dagang bagi masyarakat. Namun karena jalan masuknya sangat kecil dan tidak terlihat, membuat para pedagang sepi pengunjung.

"Saya berharap agar stan yang telah dibangun diperbaiki dan disewakan dengan harga yang lebih murah," harapnya. (*)

Selasa, 18 Januari 2011

Alokasi Dana Bencana Alam Ponorogo Telan 4 Miliyar


Ponorogo - Sering terjadinya bencana alam di Ponorogo membuat pihak Pemkab Ponorogo harus mengeluarkan dana lebih. Bahkan dalam RAPBD 2011, setidaknya pemerintah daerah menganggarkan Rp 4 miliyar rupiah.

Besarnya nilai itu dibenarkan Wakil Bupati Ponorogo, Yuni Widyaningsih, menurutnya pihak pemkab harus mengucurkan dana lebih untuk tanggap bencana, mengingat kondisi alam di Ponorogo masih kurang bersahabat. Namun uang sebesar itu akan dikeluarkan sesuai dengan dampak yang dialami korban.''Ya yang jelas kita fokus untuk penanggulangan bencana alam. Kalau nilai bantuan tidak bisa kita patok, menunggu laporan dan seberapa parah musibah yang melanda desa itu,'' jelasnya ketika ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Wanita yang kerap disapa mba Ida itu juga menuturkan, uang senilai Rp 4 miliyar itu nantinya juga bisa dialokasikan untuk membangun sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana alam. Namun pihaknya tetap memfokuskan untuk dialokasikan kepada warga yang memang dilanda bencana.

''Kita semua berharap tidak ada lagi bencana, tapi yang jelas uang itu akan lebih difokuskan untuk pengungsi yang tempat tinggalnya terkena musibah. Apalagi Ponorogo memang selama ini menjadi langganan banjir,'' katanya. (MUH NURCHOLIS)

Kali Asin Ponorogo Minta 'Tumbal'



PONOROGO-Naas, nasib yang menimpa Parno (55) warga desa Panjeng kecamatan Jenangan Ponorogo, saat akan mengejar pakaian yang hanyut disungai, justru malah tenggelam hingga tewas kemarin (18/1). Peristiwa itu bermula saat korban mencuci baju bersama anak keduanya ditepi sungai dekat rumahnya. Tiba-tiba, celana anaknya hanyut disungai, spontan, bapak tiga anak itu mengejarnya. Karena, arus sungai cukup deras, pakaian itu hanyut hingga disebuah kedung yang dalam. Melihat hal itu, korban nekat mengambil pakaian itu dan akhirnya ditemukan tak bernyawa.

Miskan, tetangga korban mengatakan, korban sudah terbiasa mencuci ditepi sungai disebelah rumahnya. Saat kejadian itupun, korban mencuci bersama anaknya. Tiba-tiba, Ipul (anak korban) berteriak minta tolong kepada para tetangga. Tetangga yang berada disekitar sungai spontan turun kesungai. “Warga yang mendengar cerita anak korban langsung melakukan pencarian,” terangnya.

Bapak dua anak itu juga mengatakan, puluhan warga yang turun kesungai yang cukup curam itu, akhirnya mendapatkan tubuh korban yang sudah tak bergerak berada disebuah kedung yang cukup dalam. Wargapun segera mengangkat tubuh korban. “Sepertinya sudah meninggal dunia karena tenggelam. Dan korban juga tidak bisa berenang,” lanjutnya.

Semnetara Iptu Sumadi, (PS) Kapolsek Jenangan mengatakan, korban dinyatakan murni meninggal akibat tenggelam disungai karena tidak bisa berenang. Hasil olah TKP dari tim medis, tidak ada atanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. “Tubuh korban sempat terseret arus sungai sekitar 100 meter dari tempat mencuci,” tandasnya.(yd/muh nurcholis)

Petani Ponorogo di Glontor Dana PUAP


PONOROGO - Di tengah tengah Kondisi yang serba tidak menguntugkan bagi para petani Indonesia saat ini, para petani Indonesia perlu bersyukur, pasalnya sejak awal bulan Januari 2011ini , Pemerintah telah menggelontorkan Bantuan dana kurang lebih 1 trilyun  rupiah untuk pengembangan usaha agribisnis bagi petani Indonesia, jumlah tersebut sekitar 10.000 desa yang ada di Indonesia ini akan mendapatkan masing masing 100 juta rupiah, dana Program Usaha Agribisnis Petani diHarapakan bias memeperkuat petani dalam meningkatkan ekonomi petani dan  juga bias mewujudkan swasembada pangan nasional yang telah di canangkan pemerintah saat ini,

Terkait dangan dana PUAP ini, Ibnu multazam anggota DPR.RI komisi IV , yang membidangi pertanian,perkebunan kehutanan dan keluatan ini,mengaku dana PUAP yang di berikan pemerintah ini bukan semata mata dana layaknya BLT, Namum dana ini beruapa dana yang di kususkan untuk kelompok tani,dalam hal untuk pinjaman bagi kelompok tani,dengan bunga yang sangat rendah,dan pengelolaanya diserahkan sepenuhnya kepada kelompok tani yang ada di desa penerima bantuan PUAP tersebut, Pada kesempatan malam kemarin saat bertemu kelompok tani yang berada di desa ketro kecamatan Sawoo  tersebut, Multazam juga berharap dengan adanya PUAP ini, Petani Indonesia Bisa Bangkit dari keterpurukkan dan yang terpenting petani yang ada nanti sudah terbuka pikirannya untuk selalu memanfaatkan lahan pekaranggannya untuk berbagai tanaman produktif untuk peningkatan ekonomi keluarganya,

Dana PUAP sendiri akan di gulirkan terus untuk memenuhi kebutuhan petani dalam pengembangan usaha Agribisnis bagi petani yang ada di Indonesia , dan penggelontoran dana PUAP ini akan dilakukan secara bertahap, sehingga desa yang telah sampai semua desa yang ada di Indonesia ini mendpatkan dana PUAP untuk  pengembangan Agribisnis pertanian yang ada di desa masing masing

Multazam menambahkan pada tahap pertama yang telah dilakukan bantuan dana PUAP ini sejumlah 10.000 desa  yang telah dilaksnakan pada bulan desember 2010 – sampai januari 2011 ini, dan di rencanakan dana PUAP ini  akan di lakukan secara berkesinambungan sampai kelompok tani yang ada didesa desa nantinya benar benar kuat. (MUH NURCHOLIS)

Lesus Hantam Tiga Kecamatan

Oleh : Muh Nurcholis | 18-Jan-2011, 01:51:27 WIB

KabarIndonesia -  Tiga kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu hingga Senin dini hari tadi diterjang angin puyuh, hingga puluhan rumah rusak. Tiga kecamatan itu meliputi Sukerejo, Kauman dan Badegan.

"Angin bertambah kencang dan bergemuruh sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Kami tidak bisa tidur," ujar Sumadi, warga Desa Batu Bonang, Badegan. Sumadi dan istri serta anaknya berlari di bawah tempat tidur ketika rumahnya ambruk diterjang angin.

"Kami satu jam di bawah tempat tidur yang tertimpa kayu-kayu rumah," katanya.

Pohon bertumbangan sehingga menutupi akses jalan desa. Sejumlah atap tempat ibadah banyak yang terbawa angin. Warga sejak pagi hingga siang melakukan kerja bakti memotong pohon dan membersihkan bangunan rusak.

Kabag Humas Pemkab Ponorogo, Didik Setiyawan membenarkan kejadian bencana tersebut.

"Secepatnya Pemkab Ponorogo akan memberikan bantuan," ujar Didik Setiyawan. (*)

Minggu, 16 Januari 2011

Selingkuh Di Ponorogo, Digrebek Warga Perwira Polisi Dicopot


PONOROGO - Seorang perwira polisi berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi), dicopot dari jabatannya, setelah didregebek warga di rumah janda di kelurahan Banyudono Ponorogo. Sebelumnya, sang perwira yang ahli menembak alias sniper ini, ditahan di Mapolres Ponorogo..
Ulah tak pantas yang berakhir derita ini, dilakukan oleh oknum polisi berisial JK, yang menjabat Kepala Unit Binmas Polsek Mejayan Madiun. Meski sudah beristri dan belum bercerai, pelaku berhubungan dengan janda beranak tiga. Tidak itu saja, pelaku juga sering menginap di rumah sang janda.
Perbuatan pelaku, meresahkan warga sekitar. Warga melapor ke kepolisian, dan pelaku sudah diberi sanksi. Namun, ulah pelaku tidak berubah. Meski sudah diberi sanksi, pelaku tetap saja berhubungan dengan sang janda yang berstatus sebagai karyawan sebuah bank.
Puncaknya, warga kesal dan nekat menggrebek rumah sang janda, saat pelaku di dalam rumah. Pelaku ditangkap petugas Provost Polres Ponorogo, dan sempat ditahan di Mapolres Ponorogo. “Sementara waktu diamankan, untuk dimintai keterangan,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Mas Gunarso, usai kejadian.
Setelah diperiksa di Mapolres Ponorogo, pelaku diserahkan ke kesatuanya, di Polres Madiun. Atas perbuatannya, Kapolres Madiun memberi sanksi kepada pelaku, berupa dicopot dari jabatannya. Kini pelaku yang berpangkat AKP ini, tanpa jabatan di Mapolres Madiun. (MUH NURCHOLIS)

Diduga Ngentit Dana ADD Kades Di Ponorogo Dilaporkan Kejaksaan



PONOROGO - Dugaan penyimpangan alokasi dana desa (ADD) terjadi di Desa Sumberejo Kecamatan Balong Ponorogo. Akibatnya, warga desa beramai-ramai melapor ke Kejaksaan Negeri setemppat. Memperkuat laporannya, warga menyertakan bukti adanya dugaan penyimpangan, mulai tahun 2007.

Muhammad Jamil, salah satu warga saat ditemui kemarin (16/1) mengatakan, hari Kamis 13 Januari, warga desa melapor secara resmi ke Kejaksaan Negeri Ponorogo terkait dugaan kuat penyimpangan Kepala Desanya. Dalam surat itu, warga desa menduga, kepala desa telah melakukan penyimpangan dana PMPN yang nilainya sekitar 5 juta. Selain itu, juga terjadi dugaan penyimpangan dana ADD tahun 2010. “Pergantian bendahara desapun juga tidak sesuai mekanisme yang berlaku,” terangnya.

Salah satu pengurus karang taruna itu juga mengatakan, warga desa, kepala desa hingga pihak kecamatan telah melakukan pembicaraan secara internal. Yang diharapkan menghasilkan jalan yang terbaik bagi seluruh pihak. Namun, warga desa tetap bersikukuh untuk meneruskan laporannya kekejaksaan negeri agar diproses secara hukum yang berlaku. “Kita serahkan pekara ke kejaksaan, untuk diproses sesuai hukum yang berlaku secara adil,” tandasnya.

Sementara Sunyoto, kepala desa Sumber Rejo kecamatan Balong hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi terkiat laporan warga desanya. Saat dihubungi ponselnya juga tidak ada jawaban. (sumarno) +/-

Diamuk Angin Lesus, Rumah Rata Dengan Tanah Di Ponorogo

PONOROGO - Amukan angin lesus kembali terjadi di Ponorogo. Setelah Kecamatan Pudak dan Pulung, angin kencang menerjang kecamatan Sukorejo, Sumoroto dan Badegan, hari Sabtu malam (16/1). Akibatnya, satu rumah roboh dan belasan rumah lainnya rusak bagian atapnya. satu rumah roboh milik Sumadi (47) warga Desa Watu Bonang Kecamatan Badegan. Ttidak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirkan mencapai puluhan juta rupiah.

Sumadi mengatakan, angin mulai berhembus sekitar pukul 10 malam. Mendekati pukul 3 dini hari, angin bertambah kencang hingga membuat rumah bergerak-gerak. Bersama istri dan anak semata wayangnya,ia bersembunyi dibawah kolong tempat tidur untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. “Tiba-tiba terdengar suara keras brak, ketika dinding rumah roboh. Tak lama kemudian, seluruh dinding rumah berserta atap rumah ambruk,” terangnya.

Petani itu juga mengatakan, saat seluruh rumah yang terbuat dari kayu itu roboh, dirinya bersama istri dan anaknya masih terjebak dibawah tempat tidur dan tidak mampu keluar. Setelah berteriak minta tolong, sekitar satu jam, tetangga berdatangan menolong. “Sempat terjebak dibawah tempat tidur selama hampir satu jam. Tetangga yang menolongpun mengalami kesulitan untuk menolong. Karena suasana masih gelap, juga runtuhan rumah yang menghalangi,” katanya.

Bowo Setyo, Kepala Desa setempat mengatakan, terjangan angin kencang itu tidak hanya menyebabkan rumah salah satu warganya rata dengan tanah. Beberapa fasilitas umum seperti masjid juga mengalami kerusakan. Bahkan, beberapa pohon besar tumbang dijalan. Dini hari tadi, warga desa tidak berani tidur didalam rumah. Pasalnya, angin kencang masih menerjang wilayah ini. “Kubah masjid dibawa angin entah kemana. Saat ini warga melakukan kerja bakti membantu memperbaiki rumah yang ambruk, dan hingga kini belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah,” pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Sabtu, 15 Januari 2011

Salah Sasaran Pemuda Ponorogo Dihajar Massa



PONOROGO - Nasib nahas menimpa Tri Bayu Saputra, pemuda pengangguran warga Desa Pangkal, Kecamtan Sawoo. Ia jadi bulan-bulanan masa yang saat itu usai melakukan sholat Jumat. Kejadian itu berawal ketika Tri Bayu diajak Trubus (24) tetangga rumahnya untuk memperbaiki aki kendaraanya. Tanpa berfikir panjang Tri Bayu menuruti ajakan Trubus dengan mengendarai sepeda Tri Bagus.

Sayang, ajakan untuk memperbaiki aki di kota itu ternyata hanya sebuah kebohongan. Sebab ketika berada di Masjid Agung Ar-Rahmah, jalan Pacar, Trubus langsung berhenti dan mengambil helm milik salah satu jamaah masjid yang saat itu tengah sholat Jumat.

Nahas, aksi Trubus mencuri helm, ketahuan salah satu warga hingga meneriaki maling. Saat itu pula jamaah sholat Jumat yang masih melakukan sholat di rokaat kedua langsung berlari mengejar pelaku. Namun karena pelaku sudah berlari jauh. Warga akhirnya menghajar Tri Bagus yang diketahui rekan pelaku.

''Tadi ada orang berteriak maling, makanya saat sholat saya langsung berlari mengejar tapi karena dia lari akhirnya kami menghajar temannya yang saat itu menunggu di sepeda motor,'' jelas Pradipta, salah satu jamaah sholat Jumat (14/01/2011).

Sementara Tri Bagus dihadapan pihak kepolisian tidak tahu menahu tentang pencurian itu. Dari pengakuannya saat itu Trubus hanya mengajaknya ke kota untuk memperbaiki aki. Dia tidak menyangka kalau ternyata temannya itu mencuri helm salah satu jamaah. ''Saat itu saya hanya menunggu diatas sepeda motor dan bermain HP. Tidak tahu kalau Trubus ternyata mengambil helm,'' kata Tri Bagus di Polsek Kota Ponorogo.

Terpisah Kapolsek Kota, AKP. Tulus Hariyadi ketika dikonfirmasi mengatakan, masih melakukan pengejaran pelaku pencurian yang tercatat sudah dua kali masuk jeruji besi dengan kasus yang sama. ''Saat ini kita masih melakukan pengejaran. Sedangkan Tri Bagus kita amankan di Polsek untuk dimintai keterangan,'' pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Kopi Bubuk Hangat 'Ala Ponorogo' Bermaterai Penjara


PONOROGO - Kopi bubuk, atau kopi halus untuk membuat wedhang kopi, mungkin sudah biasa. Tapi kalo kopi bubuk alias kopi plus boboknya, bisa berbahaya sebab bisa berakhir di penjara. Seperti kisah yang dijalani penjual kopi di kawasan Pasar Pon Ponorogo, yang menjual 'kopi sak bubuke'. Dia tidak hanya menjual kopi saja, tapi juga diduga meniduri istri orang lain.
Penjual kopi ini berinisial Mus, 35 tahun, warga  Desa Mangunsuman, Kecamatan Siman. Ia digerebek warga  saat berduaan di dalam rumah Eni (22) di desa Prayungan, Kecamatan Sawoo. Padahal, Eni hanya mantan pacar Mus, yang kini sudah bersuami Jon.
Berawal dari kecurigaan warga sekitar yang mengetahui hubungan haram antara Mus dan Eni. Warga mengaku, tersangka selalu bertamu kerumah orang tua Eni hingga larut malam. Bahkan Mus sering menginap dan pulang pagi di rumah tersebut, saat suami Eni sedang tidak ada.
Petaka terjadi, hari Selasa malam (11/01). Saat Jon sedang tidak ada dirumah, Mus kembali bertamu hingga larut malam. Pukul 22.00, warga yang curiga terjadi perselingkuhan, melakukan penggrebekan.
Bersama Mujiono, Ketua RW Dukuh Ngimo massa mendatangi rumah Eni, dan menemukan Mus berduaan dengan Eni didalam rumah. ”Warga memergoki dan langsung menggrebeknya, kemudian diserahkan ke Mapolsek Sawoo,” kata salah satu warga.
Tersangka mengaku nekat berselingkuh dengan Eni lantaran ditinggal istrinya menjadi TKW. “Saya kesepian karena ditinggal isterinya menjadi TKW  Malaysia sejak tahun 2006” katanya.
Meski sudah diserahkan ke polisi, namun Mus tidak dipenjara. Dia diwajibkan membuat pernyataan tertulis diatas materei, bahwa tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Jika mengulangi lagi, penjual kopi ini akan langsung dijebloskan ke penjara. (MUH NURCHOLIS)

Mobil Panther Misterius Gemparkan Warga Ponorogo


PONOROGO - Warga Desa Bulu Kecamatan Sambit Ponorogo, digegerkan oleh mobil tak bertuan yang terparkir disebuah perkarangan salah satu milik warga kemarin (14/1). Mobil Isuzu Panther nopol L 1126 F sebelumnya sempat dilihat warga masuk kedesa itu. Warga desa sekitar tidak menaruh curiga dengan mobil warna merah maron itu pada pagi hari. Namun, warga desa mulai merasakan keganjilan saat mobil itu tak kunjung diambil pemiliknya. Sementara warga desa sekitar tak satupun merasa mendapat tamu yang mengendari mobil itu. Akhirnya, warga beramai-ramai melaporkan kepada kepala desa.

Sugeng, kepala desa setempat mengatakan, warga merasa sangat resah dengan keberadaan mobil yang tak bertuan itu, yang terparkir disalah satu ladang milik warga, sehingga segera melaporkan kepada dirinya. Saat dilakukan pengecekan, masih menurutnya, pihak perangkat desa bersama warga tak berani memegang mobil itu. “Kita hanya melihat kedalam mobil, yang banyak terdapat barang-barang, seperti mainan anak-anak, makanan dan minuman, serta beberapa barang lainnya,” terangnya.

Dia juga menjelaskan, warga desa setempat bahkan memperkirakan jika mobil yang dinilai mencurigakan itu adalah buah hasil kejahatan. Seperti pencurian mobil, tabrak lari hingga pengambilan barang berharga didalam mobil oleh pelaku kejahatan. Yang oleh pelaku diletakkan diladang milik warga yang terlihat sepi. “Polisi yang datang juga telah melakukan identifikasi. Sementara perangkat desa masih terus melacak pemiliknya dengan menanyai hampir seluruh warga sekitar,” lanjutnya.

Sementara Simun, salah satu warga setempat mengatakan, pagi hari sekitar pukul 5, dirinya sempat melihat mobil berplat Surabaya itu masuk kedesanya. Namun, dirinya mengaku tidak melihat siapa sopirnya. Sehingga, dirinya bersama beberapa warga lain tidak merasa curiga. “Mobil yang masuk desa ini kan banyak, jadi sudah biasa,” terangnya.

Hingga berita ini diturunkan, aparat desa masih terus melacak pemilik mobil misterius itu dengan menanyai warga sekitar.(MUH NURCHOLIS)

Paska Banjir Penjual Ikan Kali Di Ponorogo Panen Raya

PONOROGO - Banjir tak selamanya membuat bencana. Setelah air mulai surut, menjadi berkah tersendiri bagi pencari dan penjual ikan kali di Ponorogo. Mereka mendapatkan hasil yang cukup banyak dibandingkan hari bisanya. Pasalnya, sungai yang airnya hanya sedikit, kini sudah terisi, sehingga terdapat ikan atau hewan sungai yang dapat dijual. Bahkan, ikan-ikan dari daerah lain juga berkumpul. Seperti nampak para ibu-ibu penjual ikan kali dipinggir jalan raya Ponorogo Pacitan.

Mainah salah satu penjual ikan mengatakan, setelah air sungai surut beberapa hari, suaminya mendapatkan ikan dalam jumlah cukup besar. Kalau biasanya hanya mendapatkan 3 hingga 6 kilogram perhari, saat ini bisa mencapai 10 kilogram. “Jenis ikannya wader, garingan, belut, sili, mujair dan beberapa ikan kali lainnya,” terangnya.

Ibu empat anak itu juga mengatakan, selain ikan, suaminya juga sering mendapatkan beberapa hewan kali lainnya, seperti bulus hingga ular. Kadang kalau beruntung mendaptkan udang dengan jumlah cukup banyak. Mengenai harga, masih menurutnya, ikan kali hanya dijual antara dua ribu rupiah hingga empat ribu rupiah per bungkus. Yang hanya terdiri dari 5 hingga 10 ikan berukuran kecil. “Kalau belut per bijinya lima ribu rupiah. Jika nasib mujur bisa dapat bulus berukuran besar. Yang dijual perkilonya 20 ribu rupiah,” lanjutnya.

Ardi Suyono, salah satu pembeli mengatakan, dirinya bersama keluarga sangat gemar makan ikan kali. Terutama digoreng kemudian dimakan dengan nasi hangat yang diberi lalapan. “Beli disini ikannya masih segar, bahkan dijual dalam keadaan hidup,” pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Jumat, 14 Januari 2011

3 Lonte Terminal Lama Ponorogo Digaruk, PSK lain Kabur


PONOROGO - Banyaknya keluhan dan laporan warga Ponorogo yang melihat banyak pekerja seks komersial (PSK) di seputaran terminal lama membuat Posek Kota Ponorogo, melakukan razia. Namun razia itu diduga bocor. Bahkan beberapa lokasi strategis seperti patung macan pemkab Ponorogo, taman pahlawan Sukowati serta taman stadion dan GOR yang selama ini disinyalir menjadi ajang esek-esek dan minum-minuman keras juga terlihat sepi. Berbeda dengan hari-hari biasanya sebelum dilakukan razia, tempat itu selalu ramai anak muda dengan berbagai minuman keras.     

Menurut Kapolsek Kota, AKP. Tulus Hariyadi, razia yang dilakukan pihaknya merupakan tindak lanjut razia sebelumnya. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan keluhan dari masyarakat terkait dugaan maraknya perbuatan mesum disejumlah tempat. Yang jumlahnya semakin banyak.

''Malam ini kita hanya bisa mengamankan tiga PSK saja. Mereka adalah wajah lama yang selalu terkena razia. Tiga PSK itu warga Pulung Ponorogo, Pacitan serta Nganjuk dan usianya sudah tidak muda lagi,'' jelas Kapolsek Kamis malam (13/01/2011).

Perwira menengah itu mengatakan, ketiga PSK itu akan diberikan pembinaan dan dibuatkan surat pernyataan untuk tidak berbuat dan beroperasi ditempat itu lagi. Jika memang mereka nantinya masih tertangkap dalam razia mereka bakal diserahkan ke Dinas Sosial.

''Razia yang kita lakukan hanyalah spontanitas. Ketiga PSK itu sementara hanya kita bina dan diberikan surat pernyataan,'' pungkasnya. (MUH NURCHOLIS)

Salah Sasaran Pemuda Ponorogo Dihajar Massa

PONOROGO - Nasib nahas menimpa Tri Bayu Saputra, pemuda pengangguran warga Desa Pangkal, Kecamtan Sawoo. Ia jadi bulan-bulanan masa yang saat itu usai melakukan sholat Jumat. Kejadian itu berawal ketika Tri Bayu diajak Trubus (24) tetangga rumahnya untuk memperbaiki aki kendaraanya. Tanpa berfikir panjang Tri Bayu menuruti ajakan Trubus dengan mengendarai sepeda Tri Bagus.

Sayang, ajakan untuk memperbaiki aki di kota itu ternyata hanya sebuah kebohongan. Sebab ketika berada di Masjid Agung Ar-Rahmah, jalan Pacar, Trubus langsung berhenti dan mengambil helm milik salah satu jamaah masjid yang saat itu tengah sholat Jumat.

Nahas, aksi Trubus mencuri helm, ketahuan salah satu warga hingga meneriaki maling. Saat itu pula jamaah sholat Jumat yang masih melakukan sholat di rokaat kedua langsung berlari mengejar pelaku. Namun karena pelaku sudah berlari jauh. Warga akhirnya menghajar Tri Bagus yang diketahui rekan pelaku.

''Tadi ada orang berteriak maling, makanya saat sholat saya langsung berlari mengejar tapi karena dia lari akhirnya kami menghajar temannya yang saat itu menunggu di sepeda motor,'' jelas Pradipta, salah satu jamaah sholat Jumat (14/01/2011).

Sementara Tri Bagus dihadapan pihak kepolisian tidak tahu menahu tentang pencurian itu. Dari pengakuannya saat itu Trubus hanya mengajaknya ke kota untuk memperbaiki aki. Dia tidak menyangka kalau ternyata temannya itu mencuri helm salah satu jamaah. ''Saat itu saya hanya menunggu diatas sepeda motor dan bermain HP. Tidak tahu kalau Trubus ternyata mengambil helm,'' kata Tri Bagus di Polsek Kota Ponorogo.

Terpisah Kapolsek Kota, AKP. Tulus Hariyadi ketika dikonfirmasi mengatakan, masih melakukan pengejaran pelaku pencurian yang tercatat sudah dua kali masuk jeruji besi dengan kasus yang sama. ''Saat ini kita masih melakukan pengejaran. Sedangkan Tri Bagus kita amankan di Polsek untuk dimintai keterangan,'' pungkasnya.(MUH NURCHOLIS)

Angin Puyuh Rusak Ratusan Rumah Di Ponorogo


PONOROGO - Cuaca ektrem berupa angin kencang masih menerjang Pulung dan Pudak. Warga tereletak dilereng gunung WIlis dan dikawasan hutan itu masih merasakan ketakutan. Pasalnya, kerusakan ratusan rumah akibat terjangan angin itu hingga kini masih terus terjadi. Sementara, Pemerintah daerah melalui kecamatan setempat hanya melakukan pendataan kroban dan belum memberi bantuan.

Giono salah satu warga mengatakan, angin kencang masih terus menerjang dua kecamatan itu, walaupun tak sekencang hari sebelumnya. Namun warga masih merasakan ketakutan. Pasalnya, kuatnya angin masih bisa bertambah seiring kondisi alam yang sering berubah. Saat ini, lanjutnya, warga bersama petugas perhutani melakukan pembersihan batang pohon yang memenuhi jalan. “Harus segera dibersihkan dari jalan, agar pengguna jalan dapat aman melewati jalan ini,” katanya.

Petani dua anak itu juga mengatakan, beberapa rumah yang mengalami kerusakan dibagian atap, belum berani untuk memperbaiki. Pasalnya, angin masih berhembus cukup kencang. Sementara, kerusakan semakin bertambah parah. Namun, warga sudah bersyukur setelah listrik yang sempat padam sudah kembali menyala. “Listrik sempat padam beberapa jam akibat kabel putus tertimpa pohon,” pungkasnya.

Sementara, SMPN Pusak yang rusak akibat tertimpa pohon besar tumbang, sudah melakukan proses belajar mengajar. Sekolah ini sempat diliburkan karena dikawatirkan bangunan roboh karena kuatnya terjangan angin. Meski sudah masuk, kegiatan difokuskan melakukan pembersihan ruang kelas dan halaman sekolah, yang rusak akibat terimpa pohon tumbang. Ratusan siswa dan para guru, melakukan kerja bakti bersama.

Mohammad Ma’arif, kepala SMPN 1 Pudak mengatakan, tiga ruang kelas yang mengalami kerusakan bagian atap akibat tertimpa pohon tumbang hanya dibersihkan oleh siswa dan guru. Karena kemampuan sangat terbatas, pihaknya hanya membersihkan ruang kelas, memperbaiki genting dan membersihkan halaman dari dahan dan ranting pohon. Untuk batang pohon yang besar, masih menurutnya, menunggu peralatan berat batuan dari pemerintah. “Genting segera diganti, begitupula jendela kaca yang pecah. Namun demikian, tiga ruang itu masih dikosongkan hingga diperbaiki. Sementara para siswa berpindah ke aula dan ruang yang lain,” terangnya. (MUH NURCHOLIS)

Pasangan mesum semarak di terminal dan taman di Ponorogo



PONOROGO - Aparat Polsek Ponorogo menangkap tiga pasangan mesum di Terminal Lama, Seloaji, dan Taman Patung Sukowati, sepanjang operasi penyakit masyarakat pada Kamis (13/1) pagi hingga siang.
Menurut Kepala Polsek Ajun Komisaris Tulus Hariadi, tiga pasangan yang ditangkap itu adalah residivis kejahatan seks. Mereka berualng kali ditangkap untuk urusan seks ilegal.
Dia mengatakan, razia pasangan mesum dilakukan sebagai jawaban atas keluhan dari anggota masyarakat terkait maraknya perbuatan mesum di tempat umum. (MUH NURCHOLIS)

Kamis, 13 Januari 2011

Pengendara motor Honda Beat AE 6132 TE di Ponorogo terjungkal setelah lehernya terlilit kabel listrik di tengah jalan

PONOROGO -  Suyono (35),  warga Desa Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1) siang lalu, terjerat kabel  listrik saat korban mengendarai Honda Beat AE 6132 TE. Korban terjungkal dari sepeda motornya setelah kabel listrik milik PLN melilit lehernya.
Kejadian itu berawal ketika truk  S 9088 UM dikemudikan Agus hendak menuju Bungkal untuk mengambil kayu. Ketika melintasi di Jalan Soekarno-Hatta, tiba-tiba truk itu menyangkut kabel listrik milik PLN yang melintang di jalan itu. Kabel pun itu langsung putus dan mengenai leher Suyono yang tepat berada di belakang truk.
Saksi mengatakan saat truk berjalan dari arah selatan, karena kabel yang melintang terlalu rendah, kabel itu nyantol di bak truk dan putus hingga menimpa leher pengendara motor itu.
“Kami sudah melaporkan  kabel itu ke PT PLN, tapi tidak ada tanggapan,” ujar Sumadi warga sekitar. (MUH NURCHOLIS)

Istri kerja ke Malaysia suami di Ponorogo keloni istri orang


PONOROGO - Laki-laki berinisial  MS (35) ditangkap massa ketika sedang menyetubuhi perempuan tetangganya yang sudah bersuami di Desa Pryaungan,  kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1). MS setubuhi EN karena dia tak kuat menahan birahi setelah ditinggal  istrinya bekerja ke Malaysia sebagai pembantu.
Menurut saksi, MS-En sudah akrab dan mendatangkan kecurigaan. Ketika suami EN bekerja pada malam hari,  MS datang ke rumah EN itu. Mereka bermesraan.
“Mereka berselingkuh terbuka sekali,” kata Mujiono salah satu warga setempat.
Selasa malam, warga melihat MS menyelinap masuk ke rumah EN yang sedang ditinggal suaminya bekerja malam sebagai tenaga pengamanan. Warga pun sepakat menangkap pasangan selingkuh itu.
”Begitu pintu rumah kami dobrak, mereka kaget dan keluar kamar dengan telanjang,” katanya.
Kepada penyidik kepolisian, MS mengaku birahinya tak tersalurkan kepada istrinya, karena kerja ke luar negeri. (MUH NURCHOLIS)

Remaja putri tenggak pemutih pakaian di tepi jalan di Ponorogo


PONOROGO - Akibat hubungan asmaranya tidak direstui orangtuanya, remaja putri bernama Ika (16), warga Desa Mrican,  Jenangan,  Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1) jelang petang, mencoba bunuh diri dengan menenggak cairan pemutih baju di tepi jalan raya.
Dia selamat setelah ditolong tetangganya yang kebetulan mengetahui kejadian itu.  Ika menenggak cairan pemutih baju ditepi Jalan Juanda,  Kelurahan Ronowijayan.
Saat itu korban ditemukan sudah lemas erkapar di tepi jalan. Warga yang mengetahui kejadian tersebut,  membawa korban ke Rumah Sakit Umum Griya Waluya Ponorogo.
“Korban menenggak cairan itu, karena hubungan cintanya dengan kekasihnya, Rahman  tidak direstui orangtuannya. Dia frustasi,” kataas Kepala Bagian Operasi Polres Ponorogo, Inspektur Satu Deny Fahrudin. (MUH NURCHOLIS)

'PENTHIL MUTER' GILAS DUA KECAMATAN DI PONOROGO

Angin puyuh porak-porandakan dua desa di Ponorogo 

PONOROGO - Warga Desa Pudak dan Suru, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (12/1) pagi, diterjang angin puyuh hingga ratusan pohon tumbang, begitu juga rumah dan sekolahan rusak.
Pantauan di lapangan, kondisi terparah terjadi di Desa Pudak, yang mana ratusan pohon tumbang hingga menutup jalan desa, sehingga ganggu aktivitas warga.
Rumah dan sekolahan rusak. Genting berjatuhan. Pabrik penggilingan cengkeh roboh.      “Untuk memperlancar jalan desa, warga yang memiliki gergaji bersama aparat bergotong royong bersihkan pohon tumbang,” kata Camat Pudak,  Dirli.
Angin puyuh juga merusak satu ruangan kelas di SMP Negeri 1 Pudak. Ruangan itu rusak tertimpa pohon. (MUH NURCHOLIS)

Indonesians have negative perception of Malaysia: Survey

Recent disagreements with neighboring Malaysia have increased the negative perception of Malaysia among Indonesians, a survey revealed Thursday.
The Indonesian Survey Circle (LSI) survey stated that 67.5 percent of 1,000 correspondents nationwide thought there was a poor relationship between the neighboring countries.
The survey, which was done between September and October of this year, also showed that 59.2 percent of correspondents expressed little interest in Malaysia.
“Our survey was simply a portrait of most Indonesians’ perceptions of the relations between Indonesia and Malaysia,” LSI researcher Ardian Sopa said.
The poor perception of Malaysia by most Indonesians could influence the atmosphere in the upcoming final matches between Indonesia and Malaysia in the ASEAN Football Federation (AFF) Suzuki Cup, he said.
“I really hope Indonesian supporters can help organizers to make the anticipated games peaceful ones,” Ardian said.
The first leg of the final round will be at Bukit Jalil Stadium in Kuala Lumpur, Malaysia, on Sunday. The second leg will be at Bung Karno Stadium in Jakarta on Dec. 29.
Serious tension between the neighboring countries was sparked after a number of incidents of violence involving Indonesian migrant workers in Malaysia were exposed.
The debacle continued and was transformed into an “Internet war” following Malaysia’s claims to several Indonesian islands – located on the border between the two countries. Malaysia has also allegedly claimed some of Indonesia’s cultural heritage as its own, including the reog of Ponorogo in Central Java and batik. Tensions were also increased upon the arrest of Indonesian officers from the Maritime Affairs and Fisheries Ministry by the Malaysian police.
Ardian said the upcoming final matches between Indonesia and Malaysia in the AFF Cup were another possible variable that could affect future relations between the two countries.
He said he hoped for a good result for Indonesia in the matches, which could invigorate Indonesians who were disappointed about the government’s poor performance in settling Indonesia-Malaysia disagreements.

Puluhan Kiai Pindah ke PPP karena Putus Asa, Kiai Ponorogo Juga Loncat



PONOROGO - Deklarator Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Kiai Haji Anwar Iskandar menjelaskan latar belakang hijrahnya puluhan ulama dan kiai sepuh Jawa Timur ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menurut Kiai Anwar Iskandar, konflik di tubuh PKB serta melencengnya PKNU sebagai partai agama menjadi alasan utama deklarasi di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Sabtu kemarin.

Kepada Tempo, ulama yang akrab disapa Gus War ini mengatakan keputusan para ulama untuk bergabung kepada PPP ini merupakan bentuk keputusasaan atas konflik yang mendera PKB.
Meski telah mengupayakan jalan damai dan rekonsilisasi antara kubu Muhaimin dan Yenny Wahid, kedua politikus muda itu dianggap tak memiliki itikad baik untuk berubah. “Kami sudah berusaha mati-matian,” kata Gus War, Minggu (26/12).

Inisiatif tersebut, menurut Gus War, digulirkan pertama kali oleh KH Zainudin Jazuli, Mustaysar Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB. Sebagai kiai sepuh yang turut mengawal lahirnya partai tersebut, Kiai Zainudin atau Gus Din merasa prihatin atas konflik berkepanjangan antara Muhaimin dan Yenny.

Diawali dari rapat yang digelar di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, pembicaraan soal rekonsiliasi itu dilakukan. Selanjutnya Muhaimin dipanggil secara khusus oleh Gus Din di kediamannya di Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, sebelum menggelar pertemuan serupa di Krapyak. “Sampai titik itu Muhaimin masih menolak mentah-mentah rekonsiliasi yang kami tawarkan,” ujar Gus War.

Meski menghormati kepengurusan Yenny Wahid, para ulama menyadari jika pemegang kunci legalitas adalah Muhaimin. Karena itu pendekatan yang dibangun lebih kepada Muhaimin tanpa bisa melangkah lebih jauh.

Di sisi lain, para kiai juga membutuhkan kendaraan politik untuk bisa mempengaruhi kebijakan parlemen. Sementara PKNU yang kelahirannya turut dibidani para kiai ini sudah dianggap melenceng dari tujuan semula. Partai tersebut bahkan dinilai tidak lagi representasi partai agama.

Kondisi ini, menurut Gus War sangat tidak menguntungkan bagi para kiai. Sebab mereka memiliki target dan agenda besar pada pemilu 2014 mendatang. Tanpa dukungan partai yang kuat, para ulama tidak akan bisa mempengaruhi kebijakan negara. “Kalau pakai PKNU, paling banter cuma bisa memperoleh 2,5 persen suara. Itu hanya cukup untuk membuat peraturan daerah di tingkat provinsi, bukan setingkat undang-undang,” papar Gus War.

Sebelumnya sekitar 30 ulama dan kiai menyatakan diri bergabung kepada PPP. Pernyataan tersebut disampaikan langsung dihadapan Suryadharma Ali di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Sabtu (25/12).

Para kiai yang bergabung antara lain KH Idris Marzuqi (Dewan syuro DPP PKNU), KH M. Anwar Manshur (PP Lirboyo), KH Imam Yahya Mahrus (PP Lirboyo), KH Huda Jazuli (PP Ploso, Kediri), KH Zainudin Jazuli (Mustasyar DPP PKB), KH Miftakhul Akhyar (Ro'is Syuriah PWNU Jatim), KH Mujib Imron (Anggota DPD RI 2004-2009), KH Kafabihi Mahrus (PP Lirboyo), KH Anwar Iskandar (PP Jamsaren, Kediri), KH Mas Subadar (KH RU Besuk Pasuruan), KH Zaini Sholeh (Sampang), KH Mas Mansur (PP Sidoresmo, Surabaya), KH Mutawakkil 'Alallah (Ketua PWNU Jatim), KH Nuruddin (PP Nurul Qodim, Probolinggo; dewan syuro DPW PKNU Jatim), KH Masbuchin Faqih (PP Suci Gresik), KH Abdulloh (PP Langitan, Tuban), KH Baidlowi (PP Berasan, Banyuwangi), KH Abd. Ghaffar (Pamekasan), KH Ardani (Blitar), KH Arsyad (Tulungagung), KH Irvan Yusuf (PP Tebuireng), KH Mas Fuad (PP Sidogiri, Pasuruan), KH Jiryan Hasbulloh (Joresan, Ponorogo), KH Hisyam Syafa'at (Blokagung, Banyuwangi), dan KH Nur Khozin (Malang).

Perwira Polisi Malah Terlibat Sindikat Penggelapan Mobil Dari Ponorogo

PONOROGO - Polisi harusnya bertugas melindungi dan mengayomi masyarakat. Tapi bagi polisi yang satu ini, Kasat Reskoba Polres Madiun, AKP Juadi, ia malah diduga terlibat jaringan penggelapan mobil rental di Surabaya.

Oknum Kasat Reskoba Polres Madiun itu kini dicokok petugas Polresta Surabaya untuk  pemeriksaan perkaranya. ''AKP Juadi ditangkap petugas Polresta Surabaya setelah menerima laporan dari pemilik rental,'' kata Kapolres Madiun Kota, AKBP Krisno Halomoan Siregar kepada wartawan, Rabu.

Menurutnya, dari informasi menyebutkan mobil Xenia milik pengusaha rental di Surabaya ditemukan
berada di rumah AKP Juadi di Perumnas Manisrejo, Kota Madiun. Mobil itu adalah milik H Saimun, seorang pengusaha rental mobil yang beralamat di Jalan A Yani Surabaya 143 Surabaya.

Mobil itu semula bernopol L berubah menjadi AE. Rincinya, mobil itu semula bernopol L 1925 HC menjadi AE 127 SB atau berasal dari Kabupaten Ponorogo.

Mobil tersebut awalnya dipinjam oleh anggota Bripka Kurnia, anggota Polrestabes Surabaya dengan batas waktu awal Desember 2010 lalu. Namun bulan atau tahun berlalu, mobil yang disewa tersebut tidak kunjung dikembalikan. Justru mobil tersebut sudah beralih ke orang lain dan bahkan nopolnya juga sudah berganti daerah. (MUH NURCHOLIS)

Belajar Bahasa Jawa Di Ponorogo



PONOROGO - Bukan kursus kilat bahasa Inggris, melainkan bahasa Jawa yang harus dilakukan oleh Chelsea Olivia belakangan ini. Kok?

Iya. Soalnya, dia mesti memerankan tokoh Atikah dalam sinetron ‘’Antara Cinta dan Dusta’’ yang akan tayang dalam waktu dekat ini. Atikah digambarkan tinggal bersama neneknya di Wagir Kidul, pinggiran Ponorogo, Jawa Timur. Chelsea punmesti belajar bahasa Jawa dengan logat khas Jawa Timuran.

“Sulit juga. Sering harus mengulang karena salah ucap. Harusnya nuwun jadi nuhun. Nuhun kan bahasa Sunda. Terus, aku juga salah ucap ‘odo opo?’, padahal harusnya ‘ono opo?’. Aku pikir bahasa Jawa belakangnya selalu pakai huruf o,” kata Chelsea di kantor MD Entertainment, Jakarta Pusat, Senin (10/1) malam. (MUH NURCHOLIS)


Selasa, 11 Januari 2011

BALE BATUR NGEBEL 'MERANA'

PONOROGO - Bangunan peninggalan sejarah, yang dikenal dengan sebutan Bale Batur, yang terletak di Desa/Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo tak tersentuh bantuan pemerintah.
Tak ada satu pun orang yang tahu kapan Bale Batur dibangun. Akan tetapi, setiap malam Jumat Legi banyak orang berdatangan, dan tak jarang berasal dari kalangan Pejabat Pemkab Ponorogo yang hendak ngalap berkah di sana.
Bale Batur berada di tengah-tengah Pasar Ngebel yang hanya berjarak 2 kilometer dari Telaga Ngebel yang ramai sebagai objek wisata. Konon Bale Batur ini erat kaitannya dengan kisah Telaga Ngebel. Karena itu bisa dilihat dari dua petilasan yang berhadapan di dalam pasar tersebut. Yakni petilasan Nyai Latung dan Bale Batur. Di petilasan Nyai Latung sekarang tumbuh pohon beringin raksasa.
Salah seorang warga setempat, Toiran (69) menjelaskan meski bangunan ini terabaikan, namun setiap malam Jumat Legi, warga selalu berdatangan ke Bale Batur dan petilasan Nyai Latung. Kedatangan mereka, banyak yang ingin memanjatkan doa agar yang diharapkan tercapai. Tampaknya sudah banyak yang terbukti karena yang berdatangan orang dari luar kota mulai dari orang susah, orang sakit, sampai dengan pejabat dan pengusaha.
“Kalau malam Jumat Legi tengah pasar ini seperti pasar malam, orang keluar masuk silih berganti. Melihat pelat nopol kendaraannya orang jauh semua dan tak jarang mobil pelat merah pejabat pemkab juga ada,” terangnya.
Juru kunci Bale Batur, Darno (60) mengaku, pada setiap malam Jumat Legi, dia harus melayani mengantar tamu ke petilasan hingga pagi. “Mereka orang jauh, seperti Kalimantan, Bandung, Jakarta, pokoknya komplet. Ada juga pejabat Ponorogo yang selalu hadir setiap malam Jumat legi. Yang penting di sini ini hanya berniat baik bukan niat kotor, Insya Allah dikabulkan apa yang diharapkan,” tandasnya.
Mengingat banyak yang berkunjung ke Bale Batur dan petilasan Nyai Lantung, Darno berharap, alangkah baiknya jika pemkab memerhatikan kedua tempat itu. Misalnya, dikembangkan menjadi obyek wisata yang bisa menyedot para pengunjung.
“Ya saya berharap petilasan seperti ini agar dilestarikan pemerintah, agar menjadi aset wisata ritual di Ngebel selain wisata panorama telaga,” tandasnya.
Situs Bale Batur, petilasan Nyai Lantung, dan Telaga Ngebel dihubungkan dengan cerita mitos tentang anak bajang yang sakti dan asal mulanya Telaga Ngebel.
Nyai Lantung adalah seorang janda yang suka membantu orang, terutama jika ada yang membutuhkan tenaga juru masak. Suatu ketika di desa itu diadakan pesta dengan masakan melimpah. Namun tak seorang pun yang menghiraukan ketika ada anak bajang kelaparan datang untuk minta sedikit makanan
Hanya Nyai Lantung yang merasa iba, kemudian memberinya sedikit makanan dari masakan yang dia masak. Setelah makan, anak bajang itu menasihati Nyai Lantung agar naik lesung, karena sebentar lagi akan ada banjir besar.
Setelah itu, bocah bajang menancapkan lidi di tanah, dan menantang kepada semua orang, siapa yang mampu menarik lidi itu. Ternyata tak seorang pun mampu mencabutnya. Ketika lidi dicabut, keluar lah air dari tanah bekas lidi menancap. Air itu menenggelamkan desa dan isinya, hingga menjadi Telaga Ngebel. Seluruh warga beserta semua isi desa musnah, hanya Nyai Lantung yang selamat.
Sesuai namanya, Bale Batur hanyalah sebuah balai dengan enam tiang penyangga dan tiga balok yang terpasang di atas tiang penyangga yang berukuran 20 x 20 setimeter itu. Warga sekitar menyakini, Bale Batur yang membuat teman (batur) dari Nyai Latung.
Namun ada satu versi cerita lagi, konon Bale Batur tempat berkumpulnya para wali yang mendukung Sultan Trenggana sewaktu berkuasa di Bon Dalem, Ngumbul, Kabupaten Madiun. Karena keburu Sultan Trenggana diangkat menjadi sultan di Demak, maka balai ini tak terurus, karena tidak digunakan lagi. (MUH NURCHOLIS)

Belum Genap Enam Bulan, Dam Ponorogo Ambrol Lagi

Oleh : Muh Nurcholis | 11-Jan-2011, 22:11:23 WIB

KabarIndonesia - Ponorogo, Diduga tidak profesional dalam pengerjaannya, sebuah mega proyek Dam di Dukuh Banyuripan, Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo hancur luluh lantah.

Menurut Poiman, warga sekitar Dam Banyuripan, bangunan tersebut selesai pengerjaannya pada bulan Agustus 2010 lalu. "Proyek dam tersebut dilaksanakan mulai Juni hingga Agustus 2010 lalu," ujar Poiman, Selasa (11/1) tadi sore.

Dia menambahkan kualitas pengerjaannya memang jelek. "Campurannya hanya asal-asalan sehingga hancur seperti sekarang ini," imbuhnya.

Kejadian tersebut dibenarkan Purwanto selaku Kepala Desa Wringinanom. "Dari awal kita sebenarnya sudah mengingatkan pemborong atau kontraktor tapi tidak digubris," tambah Purwanto.

Proyek dam tersebut dikerjakan oleh CV. Keprabon menelan biaya Rp. 429.159.000,00. "Awalnya kita mengadu ke DPRD Ponorogo dan DPU kabupaten Ponorogo tetapi tidak ada tanggapan," imbuhnya.

Dia khawatir kalau dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan banjir di wilayah pedesaan di kecamatan Sambit dan sekitarnya.

"Mudah-mudahan segera ada perbaikan," harapnya.

Belum Genap Enam Bulan, Dam Ponorogo Ambrol Lagi

Oleh : Muh Nurcholis | 11-Jan-2011, 22:11:23 WIB

KabarIndonesia - Ponorogo, Diduga tidak profesional dalam pengerjaannya, sebuah mega proyek Dam di Dukuh Banyuripan, Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo hancur luluh lantah.

Menurut Poiman, warga sekitar Dam Banyuripan, bangunan tersebut selesai pengerjaannya pada bulan Agustus 2010 lalu. "Proyek dam tersebut dilaksanakan mulai Juni hingga Agustus 2010 lalu," ujar Poiman, Selasa (11/1) tadi sore.

Dia menambahkan kualitas pengerjaannya memang jelek. "Campurannya hanya asal-asalan sehingga hancur seperti sekarang ini," imbuhnya.

Kejadian tersebut dibenarkan Purwanto selaku Kepala Desa Wringinanom. "Dari awal kita sebenarnya sudah mengingatkan pemborong atau kontraktor tapi tidak digubris," tambah Purwanto.

Proyek dam tersebut dikerjakan oleh CV. Keprabon menelan biaya Rp. 429.159.000,00. "Awalnya kita mengadu ke DPRD Ponorogo dan DPU kabupaten Ponorogo tetapi tidak ada tanggapan," imbuhnya.

Dia khawatir kalau dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan banjir di wilayah pedesaan di kecamatan Sambit dan sekitarnya.

"Mudah-mudahan segera ada perbaikan," harapnya.

PONOROGO-TRENGGALEK LUMPUH

PONOROGO - Ratusan sopir bus, truk, dan angkutan umum memblokir jalan utama penghubung antara Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek, Jawa Timur, tepatnya di Desa Pangkal, Selasa (11/1), karena mereka kesal pemerintah tak kunjung perbaiki jalan di situ yang rusak parah.
Ratusan sopir dan kendaraan mereka berhenti menutupi badan jalan, sehingga tak bisa dilalui kendaraan lain, sekalipun itu sepeda motor.
”Kami akan terus menutup jalan kalau tidak ada kepastian tentang perbaikan jalan ini. Sudah bertahun-tahun jalan ini rusak, tapi tak kunjung diperbaiki. Kendaraan kami banyak yang rusak karena  jalan berlubang,”  kata koordinator paguyuban sopir, Bambang Triyono.
Mereka dirugikan pemerintah karena barkan jalan rusak, padahal mereka bayar pajak dan retribusi. Jalan di situ sekarang mirip kubangan kerbau karena lubang-lubangnya digenangi air. “Banyak motor terjungkal masuk lubang  Mas,” kata Bambang.(MUH NURCHOLIS)

Senin, 10 Januari 2011

SELINGKUH, DIGREBEG DUA KALI

PONOROGO - Anggota Polres Madiun yang berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), JM (42) yang digerebek warga saat berada di rumah Ning (37) warga di Jl Situbun RT 03, RW 02, Kelurahan Banyudono, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Sabtu (8/1) malam, ternyata juga pernah digerebek sebelumnya. “Hampir dua tahun lalu JM juga sudah pernah digerebek warga sini, tetapi tak dihiraukan. Kemarin puncaknya warga menggerebek lagi dan mengaraknya ke Polres Ponorogo,” terang tetangga Ning ini kepada Surya, Minggu (9/1). Hal yang sama diungkapkan Suprapti (40) warga lainnya. Menurutnya, JM yang bertugas sebagai salah satu kanit di Polsek Mejayan itu, dan pasangannya Ning tak pernah menghiraukan peringatan warga.
Kapolres Madiun, AKBP Nanang Juni Mawanto yang dihubungi melalui ponselnya menjelaskan, untuk sementara oknum polisi JM masih di Polres Ponorogo. Menurutnya, kasus ini bakal ditindaklanjuti dengan peraturan disiplin yang berlaku bagi anggota Polri. “Kami tetap akan memrosesnya. Yang jelas dia bakal dikenai dengan sanksi peraturan disiplin yang berlaku bagi anggota Polri,” katanya. Di lain pihak, Kapoles Ponorogo, AKBP Mas Gunarso bakal mengawal kasus penyidikan anggota Polri itu hingga tuntas. “Kami belum bisa menyimpulkan tindak pidananya. Sebab, masih dalam proses penyidikan. Yang jelas bakal dilihat dari etika disiplinya dulu dan bergantung atasannya (Kapolres Madiun) yang berhak memberikan sanksi,” tandasnya. (MUH NURCHOLIS)

Dua Batang Kayu Antar Giman ke Penjara

Masalahnya, untuk membuat kandang sapi itu, dia menebang dua batang kayu jati di hutan jati di Desa/Kecamatan Badegan, Minggu (9/1) pukul 14.15 WIB.
Giman dibantu rekan sedesanya, Joko alias Bero (38). Namun, Joko berhasil kabur tatkala ulah mereka diketahui mantri hutan yang sedang patroli. Kedua warga desa itu tepergok patroli mantri hutan yang diikuti dua mandor hutan di lokasi petak 135 C. Giman dan Joko sedang menebang pohon jati berusia sekitar kurang lebih 10 tahun dengan kapak dan golok. Langsung saja, Giman ditangkap, sedang Joko keburu kabur.
Kasusnya kemudian diserahkan kepada Polsek Badegan. Dari tangan tersangka Giman, petugas berhasil mengamankan dua batang kayu jati sebagai bukti pembalakan kayu liar. Masing-masing berukuran panjang 4,7 meter dengan diameter 13 sentimeter, dan panjang 3,6 meter dengan diameter 10 sentimeter. Kini kayu itu diamankan di Mapolsek badegan untuk barang bukti penyidikan.
Kapolres Ponorogo AKBP Mas Gunarso, ketika dikonfirmasi melalui Kapolsek Badegan AKP Wiyoto membenarkan kejadian pembalakan liar di wilayah hutan kayu jati di Desa/Kecamatan Badegan. Menurut Wiyoto, tersangka Giman sudah dititipkan di Polres Ponorogo serta dua batang kayu yang baru berusia kurang 10 tahun itu, diamankan di halaman Polsek Badegan sebagai barang bukti.
“Kejadian pembalakan liar diketahui mantri dan dua mandor hutan yang patroli. Sedang satu tersangka lari. Giman beserta dua batang kayu sudah kami tahan. Kini, Joko masih dalam pengejaran petugas,” terangnya kepada Surya, Senin (10/1).
Di hadapan petugas, Giman mengakui perbuatannya menebang kayu. Hal itu didasarkan kebutuhan akan kayu untuk mengganti blandar kandang sapinya yang rusak. Apes baru saya dapat dua batang sudah tepergok mandor,” akunya. (muh nurcholis)

Nahas, Tewas Tertimpa Kandang Kambing

PONOROGO -  Seorang pekerja di Ponorogo, Jawa Timur, tewas tertimpa kandang hewan ternak. Kateno tergeletak tak berdaya di antara reruntuhan kandang kambing yang dibangunnya.

Kateno sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Doktor Harjono. Namun karena luka yang terlalu parah, nyawa korban tak tertolong. Istri korban, Tumini menangis histeris. Bibit Subekti, teman korban yang turut membuat kandang kambing, selamat. Dia hanya menderita luka pada tulang tungkai kaki kiri.

Peristiwa terjadi saat Kateno dan Bibit tengah asyik membangun kandang kambing. Di tengah pekerjaan, tiba-tiba kandang yang terbuat dari bambu roboh dan menimpa kedua korban. Berdasarkan fakta di lokasi kejadian, polisi menyimpulkan kejadian ini murni kecelakaan. (muh nurcholis)

Bank BRI Ponorogo tidak bisa berbuat banyak

Perselingkuhan Aning dan Ajun Komisaris JM


Bank BRI Ponorogo tidak bisa berbuat banyak  
PONOROGO - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Kabupaten Ponorogo, tidak bisa berbuat banyak  terkait perselingkuhan karyawannya, Aning yang digerebek warga Desa Banyudono, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (8/1) petang.  Saat itu,  Aning kedapatan bersama Ajun Komisaris JM, Kepala Unit Bimbingan Masyarakat, Polsek Mejayan,  Madiun.
Pimpinan BRI Cabang Kabupaten Ponorogo Sudrajat saat ditemui di kantornya tidak ada di tempat. Informasi dari staf BRI setempat, Sudrajat lagi berada di luar kota.
Sedangkan  Sekretaris BRI Udin pun enggan memberikan pernyataan atau tanggapan seputar ulah stafnya itu. Namun, akhirnya memberikan ppernyataan singkat kepada Wartawan.
Dia hanya mengatakan kejadiannya dilakukan di luar lingkup kantor BRI, apalagi di rumahnya sendiri serta di luar jam kantor. “Jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya. (yustisi/MUH NURCHOLIS)

Sabtu, 08 Januari 2011

Tahun Baru Harga Cabai Kian ‘Pedas’ Di Ponorogo


PONOROGO - Memasuki tahun baru, berbagai harga kebutuhan pokok kian melambung tinggi. Tak terkecuali harga cabai yang yang kenaikannya hingga mencapai 100%. Yang sebelumnya 25 ribu perkilogram kini menjadi 60 ribu perkilogram untuk cabai rawit. Kenaikan harga ini selain dipicu mengikuti kenaikan harga kebutuhan lain menjelang akhir tahun, juga disebabkan cuaca ekstrem yang terus menerjang kota Ponorogo. Hujan lebat menyebabkan tanaman cabai diberbagai wilayah Ponorogo mengalami kerusakan yang cukup parah.

Maritun salah satu pedagang cabai di pasar Songgolangit mengatakan, hampir setiap hari harga cabai turus mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini juga dibarengi sulitnya mendapatkan stok. Sementara permintaan dari konsumen tetap tinggi. Terutama pembeli dari usaha warung makan.  “Sekarang harga cabai kecil mencapai 60 ribu rupiah perkilo gram. Dan kemungkinan akan semakin naik mendekati tahun baru,” lanjutnya saat ditemui kemarin (27/12).

Sementara Tutik Hartani, salah satu pembeli mengatakan, harga cabai yang semakin naik sangat meresahkan para konsumen. Terutama bagi para pemilik warung makan atau berbagai usaha lainnya. Namun, dirinya bisa memahami kenaikan harga itu yang dipicu oleh cuaca yang kurang bersahabat bagi para petani cabai. “Hujan yang lebat, hasil panen cabai mengalami penurunan yang cukup besar. Selain itu menjelang tahun baru juga menyebabkan harga cabai mengalami kenaikan. Pernah beli cabai 1000 rupiah hanya mendapatkan 7 biji cabai.” terangnya.

Lebih lanjut, pemilik warung nasi disekitar Jl. Soekarno Hatta itu mengatakan, dirinya berharap harga cabai dapat segera turun, agar usahanya tidak mengalami kerugian. Pasalnya, banyak pembeli makanan yang cukup menggemari masakan yang pedas. “Warung saya sudah terkenal dengan rasa pedasnya. Kalau rasanya diturunkan, pembeli bisa berpindah langganan,” pungkasnya. (ponorogo tv / MUH NURCHOLIS)

Banjir Ponorogo Meluas Hanyutkan Hektaran Sawah, Jebolkan Tanggul

PONOROGO - Meski ketinggian air yang menggenangi pemukiman warga sudah mulai surut. namun ketinggian air di areal persawahan justru bertambah tinggi. Akibatnya. ratusan hektar tanaman padi para petani  di ponorogo. terancam mati. petani pun harus kembali menanggung rugi.
Meski ketinggian air yang menggenangi pemukiman warga hari ini sudah mulai surut. akibat jebolnya tanggul sungai sono di desa nglewan, kecamatan sambit, ponorogo semalam, akibat tak kuat menahan derasnya arus banjir serta hujan yang terus mengguyur, menyebabkan  ketinggian air di areal persawahan terus bertambah tinggi.

Seperti yang terlihat di desa winong, kecamatan jetis ini. ratusan hektar areal persawahan di tempat ini berubah menjadi lautan air. ketinggian air di tempat ini sendiri mencapai satu meter meter.Selain di desa winong, ratusan hektar areal persawahan petani yang juga tergenang banjir terjadi di desa pengkol. kecamatan sumoroto, desa madusari desa pengkol, kecamatan siman, desa ngampel dan desa karangan, kecamatan balong, serta di desa maguwan, kecamatan sambit.Akibatnya, tanaman padi para petani di 7 desa yang tersebar di 4 kecamatan tersebut terancam mati kembali setelah sempat ditanami kembali akibat banjir yang terjadi pertengahan desember 2010 lalu,  petanipun kini harus menanggung rugi kembali kuat menahan derasnya arus air, tanggul penahan air sungai di ponorogo, jebol. akibatnya satu desa terendam banjir, menyusul 8 desa lainnya yang tersebar di 4 kecamatan yang telah terendam banjir lebih dahulu akibat hujan deras yang terus mengguyur.Setelah sebelumnya 4 kecamatan yaitu kecamatan siman, jetis, balong, dan sumoroto, kebanjiran dan merendam ratusan rumah warga, sekolah serta areal persawahan, kini menuyul,ratusan rumah serta areal persawahan milik warga desa maguwan, kecamatan sambit, ponorogo, terendam banjir.
Sebagian warga yang rumah mereka sudah tidak lagi terendam banjir, bahkan sudah mulai membersihkan endapan lumpur dari dalam rumah mereka.
Banjir yang terjadi ini dipicu akibat jebolnya tanggul sungai sono yang melintas di desa ini karena tak kuat menahan derasnya arus sungai,  terlebih hujan deras hingga senin sore masih terus mengguyur wilayah ponorogo (ponorogo tv / MUH NURCHOLIS)

Hidayat Nurwahid Hadiri ICoIU di Ponpes Gontor

PONOROGO - Siang ini di Pondok Pesantren (PP) Isid Gontor Ponorogo digelar International Conference on Islamic Universities (ICoIU), atau konferensi internasional tentang universitas Islam.
Tak hanya itu, konferensi ini juga bakal dihadirisetidaknya 10 rektor dari Negara Anggota Liga Universitas Islam, seperti halnya Negara Pakistan, Turkey, Malaysia, Libya, Egypt, India, Australia, Saudi Arabia, Yemen, Kwait, Mesir, Syria serta Negara Qatar.

Sementara ketua panitia konferensi Amal Fathullah Zarkasyi, mengatakan seminar ini tak lain hanya untuk meningkatkan peranan Universitas Islam di Dunia. Menurutnya, saat ini universitas Islam di Dunia semakin banyak tapi dirasakan semakin berkurang, yakni disebabkan karena munculnya universitas-universitas yang berorientasi pada keilmuan barat yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan 'umum' yang terpisah dari agama.

''Universitas-universitas yang berlabel Islam saat ini hanya memfokuskan pada kajian ilmu-ilmu tradisional atau mementingkan kajian ilmu-ilmu umum yang didominasi oleh Negara Barat,'' jelasnya Minggu pagi (09/01/2011).

Tak hanya itu, dalam seminar yang diikuti sepuluh negara ini juga akan mencari format dan jaringan kerja sama antar universitas Islam dan universitas umum dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang keilmuan dan pembangunan masyarakat. Selain itu juga akan merintis kerjasama dan pengembangan ilmu-ilmu alam dan kemanusiaan pada universitas-universitas Islam dengan belajar dari universitas umum.

''Dengan adanya kegiatan semacam ini diharapkan bisa meningkatkan peran universitas Islam dalam berbagai bidang sehingga lebih bermanfaat untuk masyarakat dunia,'' terangnya.

''Selain dihadiri Mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid ICoIU juga akan dihadiri menteri Agama Suryadarma Ali, sekjen Liga Universitas Islam Dr. ja'far Abdusslam,'' imbuhnya. (beritajatim/MUH NURCHOLIS)

Rumah Warga Ponorogo Hancur Tertimpa Pohon




PONOROGO - Setelah beberapa waktu lalu hujan lebat mengakibatkan tanah longsor dan menutup jalan penghubung Ponorogo-Pacitan, yang berada di Slahung Ponorogo. Kini tanah murka kembali meminta tumbal. Pasalnya, rumah satu-satunya yang dimiliki pasangan suami istri (pasutri) Kademi dan Surip, warga dukuh Nyapah, desa Slahung, kecamatan Slahung ini hancur tak bersisa karena terkena longsor dan tertimpa pohon Akasia yang berdiamter hingga satu meter lebih.

Untungnya tak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas itu. Pasalnya, sebelum longsor dan pohon menimpa rumah mereka, terdengar suara gemuruh yang keras hingga membuat pasutri itu langsung lari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri. Meski demikian, seluruh harta benda miliknya tak ada yang bisa diselamatkan.

Menurut Kademi, pemilik rumah mengatakan. Sebelum longsor, ditempat tinggalnya itu memang hujan turun dengan sangat deras dan tidur pulas didalam kamar. Namun, tiba-tiba istrinya berteriak membangunkan dirinya dan mengatakan untuk segera berlari keluar rumah.

''Saya saat itu masih tidur dikamar, tahu-tahu istri saya membangunkan dan mengajak lari keluar rumah. Blar, setelah sampai di luar rumah tiba-tiba pohon dan tanah langsung menghancurkan rumah seisinya,'' jelasnya, Jumat (07/01/2011).

Nasib mujur juga masih berada di nasib keempat putranya itu. Pasalnya saat kejadian, keempat anaknya itu tengah berada di rumah neneknya yang jaraknya memang tak begitu jauh untuk menonton televisi. ''Kami memang tidak punya televisi, jadi ya kalau mau nonton harus ke rumah mertua,'' katanya.    

Sementara hingga berita ini diturunkan, dia dan puluhan warga setempat masih bekerja bakti membersihkan puing-puing rumah yang sekiranya bisa diselamatkan. Sedangkan untuk tempat pengungsian, mereka untuk sementara tinggal di rumah mertuanya sambil membangun rumah miliknya yang terbuat dari anyaman bambu (gedhek) itu.

''Pak Polisi sudah datang kesini. Mereka juga membantu membersihkan dan menyelamatkan puing-puing rumah yang masih bisa digunakan. Kalau bantuan saya masih belum mendapatkan,'' tuturnya. (beritajatim/MUH NURCHOLIS)

Oknum Polisi Mesum Masih Ditahan Di Mapolres Ponorogo


 
PONOROGO - Ajun Komisaris JM, perwira menengah yang bertugas di Polsek Mejayan,  Madiun, Jawa Timur, hingga Minggu (9/1) siang  ini masih ditahan di sel Polres Ponorogo. Dia ditahan karena digerebek penduduk saat berada di rumah janda beranak satu pegawai bank pemerintah, Sabtu petang.
Informasi dari Polres Ponorogo menyebutikan,  JM ditahan untuk penyidikan lebih lanjut. “Silahkan hubungan Pak Kapolres Mas,” kata penjaga tahanan.
JM digerebek warga Desa Banyudono, karena sering berada di rumah Aning,  janda beranak 1 yang bekerja di bank milik pemerintah. Warga sendiri sudah lama mengintai perbuatan JM dan Aning, karena mereka menduga kedua insan bersebadan di luar perkawinan. Saat digerebek, JM sedang bersarung dan berkaos oblong dengan wajah acak-acakan. (yustisi/MUH NURCHOLIS)

AKP MJ Ditahan Di Mapolres Ponorogo


PONOROGO -  
JM, seorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi yang bertugas
di Kepolisian Sektor Mejayan, Polres Madiun ini akhirnya dimasukkan ke dalam sel tahanan Polres Ponorogo, Jawa Timur,Sabtu (8/1) malam.
Upaya penahanan dilakukan setelah JM ditangkap  warga di Desa  Banyudono, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur karena terbukti berbuat mesum di rumah seorang janda beranak satu.
Berdasarkan informasi di Mapolres Ponorogo, upaya penahanan AKP  JM dilakukan untuk menghindari amuk massa yang dilakukan warga setempat.
“Yang bersangkutan (AKP JM-red) masih berada di sel tahanan sejak semalam (Sabtu, 8/1). Kalau tidak percaya, ya silahkan hubungi Pak Kapolres, mas,” ujar salah seorang petugas jaga.
Ia juga menyatakan pejabat di Polres Ponorogo, sudah melakukan kontak dengan jajaran Polres Madiun, sebab AKP JM berstatus anggota Polri di jajaran Polres Madiun.
“Bagaimana hasilnya ? Saya tidak tahu, mas. Silahkan kontak Pak Kapolres,” ujarnya lagi.
Seperti diketahui, sebelumnya AKP JM pada Sabtu (8/1) malam, digerebek warga Desa Banyudono, karena sering berada di rumah Aning seorang janda anak 1, yang sekaligu merupakan  pegawai salah satu bank milik pemerintah.
Warga sendiri sudah lama mengintai perbuatannya dan puncaknya terjadi, Sabtu (8/1) sekitar pukul 17.30 lalu, dan langsung menggerebek AKP JM dalam keadaan memakai sarung dan
berkaos.(yustisi/MUH NURCHOLIS)

Perwira Polisi Di Ponorogo Digrebeg Warga Saat Indehoi Dengan Janda


PONOROGO -  
Warga Desa Banyudono, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (8/1) petang, meggerebek rumah janda beranak satu pegawai bank milik pemerintah bernama Aning, karena sering membawa laki-laki ke rumahnya yang merupakan perwira menengah di Polsek Mejayan, Ajun Komisaris JM.
Ketika digerebek, perwira polisi itu bersaung dengan kaos oblong. Wajahnya juga kusut. Polisi itu melawan dengan menakut-nakuti warga, namun warga malah jengkel. Mereka nyaris menghajar polisi yang berprilaku amoral itu.
Menurut pengurus rukun tetangga setempat,  Sukamto, warga malah mengepung rumah si janda itu. Polisi dari Polres Ponorogo cepat datang sehingga perwira polisi itu selamat dari amuk massa.
Oleh polisi, perwira bobrok itu digiring masuk ke mobil dengan dicaci maki oleh penduduk. Kepala Polres Ponorogo, Ajun Komisaris Besar Mas Gunarso menjebloskan AJM ke sel tahanan.
Perwira polisi itu pun hanya bisa tertunduk lesu.
“Saya yakinkan kepada bapak-bapak dan ibu-ibu, saya serius mengusutnya.  Setelah disidik, kami segera limpahkan dia ke Polres Madiun," tuksanya. (yustisi/MUH NURCHOLIS)

BIADAB, GADIS BELIA DIPERKOSA AYAH TIRI DI PONOROGO


PONOROGO -  
Trimo (35) warga Desa Taman Arum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur,  perkosa anak tirinya sebut saja Pupus (17) yang masih duduk di SMA kelas 2 di tengah hutan.
“Korban baru menceritakan kepada pamannya saat  liburan sekolah,”  kata Kepala Satuan  Reserse Kriminal Polres Ponorogo, Ajun Komisaris  Nyoto, Jumat  (7/1).
Sang paman beserta korban melaporkan ke kepolisian. Menurut korban, ayah tirinya perkosa dia pada akhir Agustus 2010 di tengah hutan wilayah Sampung.
Awalnya, korban berkeluh kesah telepon selulernya rusak kepada ayahnya. Ayahnya lalu  mengajak Pupus ke Ponorogo untuk perbaiki telepon selulernya yang rusak. Usai dari Ponorogo pulang ke Magetan, setibanya di kawasan hutan Sampung  ayahnya membelokkan sepeda motornya ke hutan dengan dalih cuaca makin buruk atau hujan deras.
Tiba-tiba, ayah tirinya mendekap Pupus dengan maksud perkosanya. Meski, sempat berteriak dan berontak, Pupus tidak kuasa melepaskan dari dekapan ayahnya. Ayah tiri lalu perkosa Pupus di bawah pohon jati. Dia lalu mengancam Pupus agar tak cerita pada ibunya atau orang lain.
Dapat laporan korban, polisi memburu pelaku yang kabur sebelum polisi datang menangkapnya di rumahnya. (YUSTISI/MUH NURCHOLIS)